SETELAH bertahun-tahun menghadapi penolakan dan aksi protes anti-Muslim, komunitas Muslim di Bendigo akhirnya merayakan rampungnya pembangunan masjid pertama mereka di wilayah tengah Victoria.
Berlokasi di area semak dekat kawasan industri kota, menara masjid kini berdiri mencolok di atas lanskap, mewujudkan harapan masyarakat akan tempat ibadah yang inklusif dan mudah dijangkau.
Tidak ada pagar pembatas di sekeliling masjid, keputusan desain yang disengaja. Sameer Syed, salah satu tokoh yang terlibat sejak awal proyek, menegaskan bahwa visi mereka adalah menciptakan “masjid yang terbuka.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Kami ingin tempat ini terasa ramah, terbuka, dan dapat dilihat semua orang,” katanya. “Kami ingin masyarakat merasakan kenyamanan yang sama—silakan mampir, minum kopi.”
Juru bicara Aisha Neelam bahkan berseloroh, “Orang-orang bisa datang langsung untuk bertemu seorang Muslim.”
Lebih dari sepuluh tahun lalu, gagasan ini memicu perlawanan keras.
Pembangunan Masjid Pertama di Bendigo Rampung Setelah Bertahun-Tahun Penolakan
Baca juga: Masjid di Belitung Berusia Lebih dari Dua Abad dan Masih Berdiri Kokoh
Dilansir dari aboutislam, rencana pembangunan masjid ini menjadi perhatian nasional dan menarik kelompok ekstremis sayap kanan, bahkan sampai ke luar negeri.
Aksi pemenggalan kepala boneka oleh anggota United Patriots Front menghasilkan kasus pertama yang berakhir dengan hukuman atas pencemaran rasial di Victoria, sementara upaya banding ke pengadilan tinggi pada 2016 untuk menghentikan pembangunan masjid tersebut tidak berhasil.
Kini, suasana berubah signifikan. Syed mengapresiasi gerakan masyarakat “Believe in Bendigo” serta kerja konsisten para pemimpin Muslim, yang menurutnya secara bertahap telah mengubah pandangan publik, meskipun masih ada segelintir demonstran yang muncul.[Sdz]





