ChanelMuslim.com – Muhasabah Akhir Tahun
Pergantian tahun sebenarnya merupakan rangkaian dari pergantian bulan, pekan, hari, jam, menit, dan detik. Itulah roda waktu yang terus berputar menuju satu titik nol. Titik nol untuk setiap individu, titik nol untuk umat, dan titik nol untuk manusia dan alam raya.
Saudara kami yang dicintai Allah swt.
Sebagian kita ada yang melihat waktu ke arah depan. Ke arah di mana segudang harapan digantungkan. Harapan untuk menjadi lebih baik, dan terbaik. Setidaknya, bisa berubah lebih baik dari tahun sebelumnya.
Hal itulah yang membuat mereka begitu suka cita menyambut tahun baru. Karena di sanalah pintu harapan menjadi lebih baik dilalui. Ada yang berpesta, ada yang berdoa, ada juga yang mengkalkulasi diri untuk bisa menerawang seperti apa keadaannya di tahun depan.
Baca Juga: MUI Gelar Muhasabah-Istighatsah Luring dan Daring di Masjid Istiqlal Besok
Muhasabah Akhir Tahun
Saat menjelang tahun baru seperti ini, berbagai “lukisan” wajah nasib kita di masa yang akan datang mulai dilukis oleh tangan harapan. Sebagian ada yang mengungkapkan ke yang lain, sebagiannya lagi cukup menjadi rahasia diri.
Saudara kami yang disayangi Allah swt….
Begitu banyak peringatan dari Allah swt. kepada kita yang terkait dengan perubahan waktu. Ada berupa teguran, dan tidak sedikit yang berupa ancaman betapa bernilainya waktu yang tersisa, jatah yang diberikan Allah kepada masing-masing kita. Terlalaikan, berarti bencana selamanya.
Dalam Surah Al-Anbiya ayat 1, Allah swt. mengingatkan kita.
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Ayat ini seperti menegaskan bahwa kita sedang berjalan ke titik nol. Titik di mana semua jatah: waktu, harta, fisik, pemikiran, kekuasaan, dan lainnya menjadi nol, atau habis sama sekali.
Persoalannya, jatah-jatah itu tidak gratis. Ada pertanggung jawaban yang mesti kita hadapkan kepada pemilik asli jatah-jatah itu: Allah swt. Itulah jatah-jatah yang selama ini kita kejar. Itulah jatah-jatah yang selama ini bisa menjadi sebab permusuhan di antara kita. Itulah jatah-jatah yang justru membuat kita lupa kepada pemberiNya.
Saudara kami yang diridhai Allah swt….
Dalam menatap hari esok dengan berbagai harapan yang lebih baik, kadang membuat kita lupa kepada siapa yang menentukan harapan itu sendiri. Seolah, kitalah yang berhak menentukan seperti apa harapan di hari esok itu.
Sebagian kita pun mungkin ada yang menyandarkan itu kepada firman Allah swt. bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu yang mengubahnya.
Firman Allah swt. ini tertera dalam Surah Ar-Ra’ad ayat 11
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Namun, perhatikanlah ayat ini secara keseluruhan. Karena apa yang sering kita baca dan pegang sebagai standar langkah kita, hanya penggalan dari ayat yang panjang.
Ayat itu mengabarkan tentang keberadaan para malaikat yang menjaga kita agar kita berada dalam rel takdir Allah swt. yang telah berlaku untuk masing-masing kita. Kalau Allah menghendaki kebaikan, tak satu pun kekuatan yang bisa memberikan keburukan. Begitu pun sebaliknya.
Jadi, ayat ini seperti membimbing kita bahwa segala harapan yang lebih baik di hari esok, harus kita gantungkan kepada Yang Maha Mengatur segala urusan, termasuk takdir baik dan buruk kita.
Allahlah yang berkehendak menentukan seperti apa keadaan kita di hari esok, di pekan esok, di bulan esok, dan di tahun esok, dan di hari setelah titik nol kita: kematian.
Allah swt. –lah yang berkehendak menghapus apa yang telah Dia tetapkan,dan berkehendak menetapkan apa yang telah Dia tetapkan. Dalam genggamanNya Kitab Induk (ummul kitab).
Firman Allah dalam Surah Ar-Ra’ad ayat 39.
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
Saudara kami yang diberkahi Allah….
Kalau semua penentuan harapan kita berada di tanganNya, kenapa tidak kita awali segala harapan, langkah, dan strategi di hari esok kita kepada permintaan yang tulus kepadaNya.
Bukankah Allah swt. telah mengabarkan kita bahwa ‘Mintalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan’.
Siapalah kita yang lemah ini dibanding dengan segala kekuatan yang telah Allah berikan kepada alam raya. Matahari yang seperti tak pernah habis menghangatkan bumi dan kita, bintang gemintang yang terus mempercantik pemandangan alam di waktu malam yang gelap gulita, hembusan angin yang bertiup tanpa penghalang apa pun, dan kelanggengan bumi yang tetap stabil untuk kita pijak.
Saudara kami yang dirahmati Allah swt….
Kenapa kita sambut sorak sorai pergantian waktu, seolah usia kita sedang mengalami pertambahan. Kenapa kita berpesta menyambut pergantian tahun, seolah kita sudah memastikan seperti apa nasib baik kita di hari esok.
Kenapa tidak kita maknai bahwa pergantian waktu ini adalah pengurangan jatah-jatah yang sudah Allah tetapkan kepada masing-masing kita. Kenapa tidak kita maknai bahwa kita sedang berjalan pasti menuju titik nol: titik di mana kita tidak memiliki apa-apa, kecuali kain kafan yang dikenakan oleh saudara-saudara kita seiman.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim….
Ampuni dosa dan kesalahan kami. Ampuni dosa dan kesalahan saudara-saudara kami. Bukalah hijab mata batin kami untuk bisa melihat betapa kerdilnya dunia ini dan betapa besarnya negeri akhirat sana.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim…
Tunjuki kami, saudara-saudara kami, bangsa dan negeri ini untuk mudah menggapai ridhaMu. Anugerahi kami keberkahan bimbingan hidayahMu.
Jauhkan kami dari marabahaya yang mengancam diri, keluarga, masyarakat, dan negeri kami.
Ya Allah…., wafatkan kami dalam kebaikan, dalam kerdihaanMu, dan dalam memperjuangkan kebaikan untuk orang-orang sekitar kami. (muhammad nuh/foto: beautifulmosque)