• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 6 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Mengurai Benang Kusut Pluralisme Agama

Desember 27, 2023
in Khazanah, Unggulan
Mengurai Benang Kusut Pluralisme Agama

Perkuliahan Pekan ke-17 Sekolah Pemikiran Islam (SPI)

82
SHARES
630
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

DALAM era modernisasi dan globalisasi, pemahaman tentang pluralisme agama sering dianggap sebagai prasyarat bagi toleransi dan kerukunan beragama. Namun, pemahaman mendalam tentang apa itu pluralisme agama dan bagaimana Islam memandangnya, menjadi suatu hal yang krusial untuk ditelaah.

Hal ini menjadi sorotan utama dalam perkuliahan pekan ke-17 Sekolah Pemikiran Islam (SPI), yang diselenggarakan pada Hari Rabu, 20 Desember 2023, di Aula Imam Al-Ghazali INSISTS Kalibata, Jakarta Selatan.

Akmal Sjafril, penulis buku “Islam Liberal 101” menekankan terdapat perbedaan mendasar antara pluralitas agama sebagai keberadaan berbagai agama dalam masyarakat dan pluralisme agama yang mengakui semua agama sama dan benar.

Baca Juga: Mispersepsi terhadap Feminisme, Delusi Kesetaraan Gender Diluncurkan

Kandidat Doktor sejarah Universitas Indonesia ini juga menambahkan bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang menerima perbedaan tersebut sampai hari kiamat nanti.

“Pluralisme itu menyatakan semua agama sama dan benar. Tapi, sebagaimana ditekankan oleh Dr. Anis Malik Taha, penulis ‘Tren Pluralisme Agama,’ definisi pluralisme agama jarang dijelaskan secara mendalam, bahkan seorang tokoh seperti Gus Dur tidak pernah menjelaskan definisi pluralisme,” ujar Akmal.

Beberapa tokoh dari Indonesia yang berusaha mendefinisikan hal tersebut pun bisa dianggap “gagal” karena tidak dapat menjelaskan secara utuh.

Ia juga menggarisbawahi berbagai tren global pluralisme dalam pemahaman agama, termasuk Humanisme Sekuler, Teologi Global, Sinkretisme, Hikmah Abadi, dan Teosofi, yang masing-masing memberikan dampak terhadap evolusi agama di era globalisasi.

Dari Humanisme Sekuler yang antroposentris hingga Teosofi dengan penekanan pada ajaran mistis, setiap tren ini memberikan gambaran tentang bagaimana agama-agama di dunia saling berinteraksi dan berevolusi dalam era globalisasi.

Tak ketinggalan, bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh pluralisme agama juga tidak luput dipaparkan dalam pembahasan. Akmal menyatakan bahwa pluralisme bisa membawa dampak terhadap munculnya paham menyimpang lain seperti sekularisme dan skeptisisme, serta agama-agama baru yang seragam.

Islam menawarkan solusi terhadap pluralitas agama dengan mengakui perbedaan dan identitas masing-masing agama, sesuai yang dijelaskan pada ayat terakhir surat Al-Kafirun yaitu “lakum diinukum wa liya diin” (bagimu agamamu dan bagiku agamaku). Dalam surat tersebut secara gamblang dijelaskan dengan tegas penolakan konsep kesamaan agama.

Shabrina, seorang legum magister dari salah satu kampus di Amerika, membagikan kesan positifnya setelah mengikuti pertemuan ini,

“Kelas kemarin membuat saya menyadari pentingnya memahami konsep diin dan tauhidullah secara mendalam, agar tidak terjebak dalam pluralisme dan isme-isme lain yang menyusup ke masyarakat Indonesia.

Harapannya, kita yang telah memahami konsep ini dapat menyaring dan menyebarluaskan pemahaman yang tepat kepada masyarakat, untuk menjaga Indonesia dari ideologi yang mengatasnamakan toleransi namun berpotensi intoleran”.

Penulis: Safira Salsabillah dan Amrina Husna

[Ln]

Tags: Mengurai Benang Kusut Pluralisme Agama
Previous Post

Salah Jurusan 

Next Post

Deretan Akun Instagram Ustaz dan Influencer yang Di-suspend

Next Post
Deretan Akun Instagram Ustaz dan Influencer yang Di-suspend

Deretan Akun Instagram Ustaz dan Influencer yang Di-suspend

5 Rekomendasi Indoor Kidzone untuk Liburan Akhir Tahun Bersama Si Kecil

5 Rekomendasi Indoor Kidzone untuk Liburan Akhir Tahun Bersama Si Kecil

LPPOM MUI Presentasi Regulasi Halal Indonesia di Korea

LPPOM MUI Presentasi Regulasi Halal Indonesia di Korea

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga