SECARA bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya.
Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau yang biasa kita kenal KBBI diartikan sebagai pemahaman atau penjelasan.
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan mengenai kebiasaan dalam menghidupkan budaya tabayyun.
Mujahid Rahimahullah bercerita:
أرسل رسول الله الوليد بن عقبة إلى بني المصطلق ليُصدّقهم، فتلقوه بالصدقة، فرجع فقال: إن بني المصطلق قد جمعت لك لتقاتلك -زاد قتادة: وإنهم قد ارتدوا عن الإسلام-فبعث رسول الله خالد بن الوليد إليهم، وأمره أن يتثبت ولا يعجل. فانطلق حتى أتاهم ليلا فبعث عيونه، فلما جاءوا أخبروا خالدا أنهم مستمسكون بالإسلام، وسمعوا أذانهم وصلاتهم، فلما أصبحوا أتاهم خالد فرأى الذي يعجبه، فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبره الخبر، فأنزل الله هذه الآية. قال قتادة: فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “التَّبيُّن من الله، والعَجَلَة من الشيطان”.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Al Walid bin ‘Uqbah menuju Bani Al Mushthaliq untuk mengambil zakat mereka, lalu mereka memberikan zakat kepadanya, lalu Al Walid pulang, kemudian berkata, “Sesungguhnya Bani Mushthaliq telah berkumpul untuk memerangi Engkau (Rasulullah) Qatadah menambahkan: mereka telah murtad dari Islam.” Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutus Khalid bin Al Walid kepada mereka, dan memerintahkannya untuk menginvestigasi (tatsabbut) dan jangan tergesa-gesa. Lalu, Khalid pun berangkat sampai kepada mereka dimalam hari, kemudian menyebarkan mata-matanya. Ketika mereka (mata-mata) itu datang, mereka memberikan kabar kepada Khalid bahwa Bani Al Mushthaliq masih konsisten terhadap Islam, mereka masih mendengarkan adzan dan shalatnya mereka. Pagi harinya, Khalid sendiri yang mendatangi mereka (Bani Al Mushthaliq) maka Khalid melihat keadaan mereka yang mengagumkan baginya. Lalu, Khalid kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memberikan kabar kepadanya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat ini.” Qatadah berkata: “Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tabayyun (meneliti berita) itu dari Allah, dan tergesa-gesa itu dari syetan.”
Ayat apakah yang dimaksud turun setelah kejadian itu? Yaitu ayat:
Menghidupkan Budaya Tabayyun
Baca juga: Tabayyun Itu Penting
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6).
Lebih dari satu ulama salaf yang mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan peristiwa di atas, seperti Ibnu Abi Laila, Yazid bin Ruman, Adh Dhahak, Muqatil bin Hayyan, dan lainnya.
Pelajaran penting yang dapat diambil di antaranya:
1. Jangan tergesa-gesa menerima, mempercayai, dan menyikapi berita, apalagi menyebarkannya.
Dari Hafsh bin ‘Ashim Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukuplah seseorang dikatakan berdusta jika dia selalu mengatakan setiap apa-apa yang dia dengar. (HR. Muslim No. 6).
2. Periksalah berita, apalagi menyangkut aib dan kehormatan saudara sesama muslim.
3. Adil-lah dalam menerima berita. Bertabayyun jangan hanya ketika ada berita buruk tentang orang yang kita sukai, tapi kita tidak bertabayyun ketika ada berita buruk tentang orang yang kita musuhi, sebab itu termasuk curang dalam timbangan
4. Bertabayyun hendaknya dillakukan langsung kepada sumber yang diberitakan agar mendapatkan penjelasan, data, dan fakta primer tingkat tinggi. Atau, kepada orang dekatnya yang tahu masalah, terpercaya, dan jujur.[Sdz]