MENGENDALIKAN emosi. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman dalam Ali-Imran ayat 133-134:
Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Karakter muttaqin penghuni surga kedua adalah orang yang mampu menahan emosi marah.
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.
Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Setiap emosi mesti dikendalikan. Bila liar, akan menghasilkan akibat negatif.
Emosi marah yang tak terkendali paling banyak mengakibatkan negatif terhadap diri sendiri juga orang lain.
Sering terdengar berita, seorang istri dan anak tewas hanya gara-gara emosi sang suami.
Oleh karena itu mengendalikan emosi marah bagian ciri orang bertakwa penghuni surga.
Baca juga: Berdamai dengan Emosi Istri
Mengendalikan Emosi
Setiap orang secara tabi’i memiliki sifat marah bila perasaannya tersinggung atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Juga dorongan fisik yang cepat bereaksi karena beberapa penyakit.
Pengidap diabetes, jantung, darah dan kolesterol tinggi lebih sensitif, cepat tersinggung dan marah hanya karena hal sepele.
Sebagian orang dipandang jagoan, jawara bila dirinya ditakuti banyak orang.
Kata-katanya yang tajam dan kasar, matanya yang merah melotot membuat orang pada ciut.
Bila kena pukulan tangan kirinya seorang langsung masuk rumah sakit, kena tangan kanannya masuk kuburan.
Orang seperti itu bukan jawara dan bukan jagoan.
Justru dia dikendalikan oleh nafsu dan emosinya. Dia kalah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah. (HR. Bukhari).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]