PEMIMPIN yang bertanggung jawab. Minimal setiap lima tahun sekali, kita menyaksikan pelantikan para pemimpin dan pengambil kebijakan negeri ini.
Merekalah yang akan menentukan baik buruknya pemerintahan dan kepemimpinan lima tahun mendatang.
Sebagai orang mukmin dan warga negara yang baik, tentu kita semua berharap bahwa lima tahun mendatang nantinya jauh lebih baik, lebih makmur, lebih sejahtera, lebih berkeadilan, dan lebih aman.
Kita berharap mereka mampu menjalankan amanah yang mereka terima dengan penuh rasa tanggung jawab.
Sungguh berat, karena mereka mengatasnamankan Tuhan ketika mereka bersumpah.
Mereka yang muslim dengan mengucapkan “demi Allah”. Kata ini sungguh sangat berat dibanding alam semesta seisinya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kita tentu masih ingat kisah Umar bin Khattab ketika dilantik menjadi khalifah kedua menggantikan khalifah Abu Bakar.
Ketika itu Umar langsung mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rajiun, seraya menangis sedih, dan bersujud munajat memohon pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk mengemban amanah kekhalifahan Islam.
Hal ini karena beliau sadar bahwa jabatan ini adalah amanah yang sangat berat.
Terbayang olehnya azab Allah yang sangat pedih apabila ia lalai sekejap pun dalam mengemban amanah ini.
Baca juga: Mencari Sosok Ideal Calon Pemimpin Daerah
Pemimpin yang Bermoral
Ketika itu beliau mengatakan, “Sungguh, berhadapan dengan seratus kafir Quraisy seorang diri masih jauh lebih ringan dibandingkan amanah yang maha berat ini.”
Kita semua berharap para pemimpin dan pejabat baru yang dilantik memiliki kesadaran sebagaimana Umar.
Namun sayang, kenyataan sejarah mencatat bahwa berbagai kepentingan dan egoisme pribadi maupun kelompok mampu mengubah semuanya.
Amanah yang diterima tidak lagi menjadi pegangan, agama yang diyakini tidak lagi menjadi petunjuk.
Bahkan sering kita dengan ucapan “aturan dibuat untuk dilanggar”.
Kalau ini yang terjadi, maka sungguh harapan untuk menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera hanya tinggal angan-angan.
Karena dalam benak mereka, yang ada adalah bagaimana caranya mengembalikan modal yang dihabiskan selama kampanye.
Oleh karena itu, kita berharap, siapa pun yang memimpin bangsa ini, mereka hendaknya mau mendengar keluhan rakyat kecil, mendahulukan kepentingan nasional, dan memberikan solusi yang memihak kepentingan rakyat.
Ini tidak mungkin terjadi kecuali mereka berkarakter manusia sebagai manusia, bukan manusia sebagai hewan yang akibatnya terjadi hukum rimba.
Siapa yang kuat, akan menang, dan yang lemah akan musnah.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]