Chanelmuslim.com – Setelah masuk Islam di hari pembebasan kota Mekah dan setelah merasakan manisnya iman, ia berjanji terhadap dirinya, “Demi Allah, setiap tindakan yang pernah kulakukan bersama orang-orang musyrik, pasti akan kulakukan juga bersama kaum muslimin. Setiap dana yang kukeluarkan bersama kaum musyrikin, pasti kukeluarkan juga bersama kaum muslimin. Semoga semua itu menjadi penyeimbang perbuatanku terdahulu.”
Dahulu, ia berlama-lama khusyu’ di depan berhala-berhalanya. Sekarang, bersama kaum muslimin, ia berlama-lama khusyu’ di hadapan Allah yang Maha Esa. Waktunya banyak ia habiskan untuk shalat dan puasa. Setiap ibadah yang membersihkan jiwanya dan mendekatkan dirinya kepada Tuhannya yang Mahatinggi, pasti ia lakukan sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Belajar Arif Memaknai Jihad
Mengejar Syahid dengan Jihad
Kemarin, bersama kaum musyrikin, ia memusuhi dan memerangi Islam. Sekarang, bersama pasukan Islam, ia menjadi pejuang gagah berani. Bersama pasukan kebenaran, ia padamkan api pemujaan Persia yang dipertahankan. Api pemujaan yang selama ini memupus masa depan penduduk Persia. Bersama pasukan kebenaran, ia memorak-porandakan kezaliman orang-orang Romawi. la sebarkan kalimat tauhid dan takwa di setiap tempat.
Begitulah… Bersama pasukan Islam, ia berangkat ke Syam, untuk terjun dalam peperangan yang terjadi di sana. Termasuk Perang Yarmuk yang terkenal sangat sengit, dahsyat dan mencekam. Saat itu, Suhail bagai terbang kegirangan. la merasa mendapatkan kesempatan untuk mendermakan dirinya, syahid di perang yang sangat sengit ini, agar dapat menebus dosa-dosa dan kesyirikan masa lalunya.
Suhail sangat mencintai kampung halamannya: Mekah. Bahkan, melebihi dirinya sendiri. Meskipun kaum muslimin telah berhasil membebaskan Syam, ia tidak juga mau pulang ke Mekah. la berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Keberadaan seseorang di antara kalian di medan perang membela agama Allah, meskipun hanya sebentar, lebih baik dari amal kebaikan sepanjang usianya.’ Sungguh, aku ingin berperang di jalan Allah hingga syahid. Aku tidak akan pulang ke Mekah.”
Suhail menepati janjinya. Sisa hidupnya ia habiskan di medan perang, hingga ajal menjemputnya. Ruhnya terbang dengan cepat menuju kasih sayang dan keridhaan Allah.
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom