• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 31 Maret, 2023
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Menangguhkan Kesenangan

Maret 14, 2023
in Khazanah
Menangguhkan Kesenangan

menangguhkan kesenangan (foto: pixabay)

75
SHARES
577
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

MENANGGUHKAN kesenangan. Ustaz Umar Hidayat, M.Ag. menjelaskan, masihkah ada bekas puasa ramadan kita? Sebagian kita sudah melupakannya. Sebagiannya ingat tetapi kalah dengan hawa nafsunya.

Sebagiannya lagi ingat dan mempraktikkannya bersebab kondisi darurat. Sebagiannya lagi melaksanakannya sepenuh kesadaran karena mencari ridho Allah.

Bagian yang terakhir ini jumlahnya tidak banyak. Apa itu? Imsak, menahan diri dan mengelola diri agar tetap dalam ketaatan kepada Allah.

Termasuk dari bagian menahan diri adalah menahan keinginan untuk menangguhkannya agar mendapatkan yang terbaik dan lebih abadi di akhirat.

Memang tidak mudah melakukannya. Jika bukan karena Allah mungkin malas atau berat melaksanakannya.

Baca Juga: Keberkahan Doa Bagi Keluarga

Menangguhkan Kesenangan Dunia untuk Kebahagiaan Akhirat

Alkisah. Suatu hari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu menyengaja masuk menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di dalam rumahnya, sebuah ruangan bilik kecil di sisi Masjid Nabawi.

Dipandangnya seluruh isi dalam bilik sederhana itu, beliau mendapati Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam sedang tidur beralas tikar kasar hingga nampak gurat-gurat bekas tikar itu di badan beliau.

Spontan melihat keadaan ini, Umar menitikkan air mata hingga terisak karena merasa iba dengan kondisi Rasulullah.

Beliau ternyata mengetahuinya; “Mengapa engkau menangis, ya Umar?” tanya Rasulullah.

“Bagaimana saya tidak menangis, Kisra (Raja Kisra dari Persia) dan Kaisar duduk di atas singgasana bertatakan emas,” sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu, ya Rasulullah. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,” jawab Umar.

Didekatinya Umar lalu Rasulullah menghiburnya: “Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat…?”

Beliau, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melanjutkan lagi, “Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir.

Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.”

Mengukur Hidup dengan Neraca Iman

Menjadi sekelas “Umar bin Khattab” di zaman sekarang tidak gampang. Rasa yang keluar dari mata air iman akan berbeda dengan yang lainnya.

Apa yang dilihat Umar membuat sisi kemanusiaannya terhentak dan mengalirkan perasaan gundah yang manusiawi. Senada protes kenapa orang yang begitu agung sholih dan manusia terbaik tidak mendapatkan kenikmatan dunia.

Sementara mereka orang-orang kafir, penista pendusta jauh dari ibadah justru bergelimang dunia, bahkan berlebih.

Tetapi sang empunya Rasulullah yang Umar ibai justru memahamkan akan arti menangguhkan kesenangan duniawi.

Sang Nabi ingin mengajarkan bahwa ketika mengukur hidup ini hanya dengan timbangan duniawi, maka terlalu banyak kenyataan hidup yang akan menyesakkan dada.

Maka ukurlah dengan neraca iman. Dibutuhkan ketajaman iman, dan bukan semata kalkulasi duniawi agar kita selamat dunia dan akhirat.

Melihat bergelimang harta di depan mata bagi orang yang sedang berkesusahan lagi serba kesulitan adalah mimpi buruk di siang bolong.

Tetapi hidup tak boleh menyerah dan kalap karena keadaan. Selama iman masih dalam dada, selalu ada jalan keluar yang tak disangka.

Di saat seperti ini, yang kita butuhkan sebenarnya adalah manajemen menangguhkan kesenangan agar bisa bertahan dan produktif di jalan yang benar.

Puasa dengan imsak telah mengajarkan itu semua kepada kita. Dengan manajemen imsak kita akan terasa sehat jasmani dan rohani. Karena sungguh kebahagiaan sejati nanti di akhirat kelak.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;

Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. al-Hadîd [57]: 20).[ind]

 

Tags: menangguhkan kesenangan
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Ini Usia Ideal Anak Diajak Berpuasa

Next Post

Pelajaran dari Pernikahan Hafshah

Next Post
Keyakinan Hamzah bin Abdul Muthalib kepada Muhammad

Pelajaran dari Pernikahan Hafshah

Sambut Ramadan, Kitabisa dan LAZ Al Azhar Bagikan Paket Sembako

Sambut Ramadan, Kitabisa dan LAZ Al Azhar Bagikan Paket Sembako

Berusaha dan Menerima Ketetapan Allah adalah Ibadah

Berusaha dan Menerima Ketetapan Allah adalah Ibadah

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    29634 shares
    Share 11854 Tweet 7409
  • 3 Channel Youtube untuk Kamu yang Malas Baca Buku

    670 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Bagaimana Cara Menghindari Makanan dan Minuman Haram? Ketahui ini agar Kamu Tenang

    375 shares
    Share 150 Tweet 94
  • Lirik dan Terjemahan Lagu Rahmatun Lil’Alameen – Maher Zain, Viral di TikTok

    1416 shares
    Share 566 Tweet 354
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    1357 shares
    Share 543 Tweet 339
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    1168 shares
    Share 467 Tweet 292
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    1911 shares
    Share 764 Tweet 478
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    1825 shares
    Share 730 Tweet 456
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    3912 shares
    Share 1565 Tweet 978
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    2176 shares
    Share 870 Tweet 544
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • CAREERS

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga