KETUA KPIPA, Nurjanah Hulwani, mengajak perempuan dunia untuk bergerak membantu mengembalikan kehidupan anak dan perempuan Gaza, sehingga mereka dapat hidup merdeka tanpa pembantaian. Hal itu ia sampaikan ketika memberi sambutan pada Konferensi Topan Manusia Merdeka pada Sabtu (18/5) di Istanbul, Turki.
Nurjanah merupakan Wakil Ketua 3 pengurus koalsi global yang ikut menandatangani boikot produk yang berpihak kepada Israel.
“Kita tidak bisa hanya meneteskan air mata dan mengungkapkan keberpihakan kita kepada anak dan perempuan Gaza hanya dengan kata-kata ‘saya bela Palestina’. Tetapi kita harus menghimpun segala kekuatan perempuan dunia atas nama kemanusian untuk mengembalikan kehidupan anak dan perempuan Gaza seperti anak dan perempuan dunia yang hidup merdeka tanpa pembantaian,” serunya.
Nurjanah menyebut, penderitaan yang dialami rakyat Palestina akibat pembantaian Zionis Israel sangat menyayat hati sehingga tidak bisa digambarkan dengan kata-kata dan air mata. Karenanya, ia bertekad untuk terus membela perjuangan rakyat Palestina dalam merebut kemerdekaan.
“Maaf kami yang sebesar-besarnya. Walaupun sudah berulang kali kami aksi membelamu dengan apa yang kami bisa dan dengan apa yang kami punya, tetapi sampai hari ini kami belum bisa menyembuhkan luka lahir batinmu, menenteramkan tidurmu, membangun rumah, sekolah, dan masjidmu. Walaupun secara fisik kami tidak membersamaimu, percayalah dari kejauhan kami terus hadirkan rasa cinta, do’a-do’a, dan air mata kami agar menjadi penguat perjuanganmu,” ungkapnya.
Konferensi Topan Manusia Merdeka yang diadakan di Istanbul dihadiri perwakilan dari 60 negara serta organisasi masyarakat sipil di Turki. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari diselenggarakan oleh Koalisi Global bela Al-Quds dan Palestina GCQP, Gerakan Insan dan Peradaban, dan Lembaga Kemanusiaan Internasional Al Baraka di Turki.
Dalam konferensi ini terdapat beberapa sesi yang membahas perkembangan peristiwa 7 Oktober serta agresi Zionis Israel di Jalur Gaza dan kejahatannya di Tepi Barat dan Kota Alquds.
Ketua panitia, Fathi Abdel Qader, mengatakan dalam pidato pembukaannya bahwa para peserta bersatu menyuarakan satu suara, menyatakan dukungan untuk Topan Al-Aqsa.
“Pada hari ini kita berkumpul di tanah yang diberkahi ini, untuk sama-sama meneriakkan slogan Badai Manusia Merdeka. Sebagaimana kita bersatu, menyuarakan satu suara, dengan tegas menyatakan dukungan kita untuk Topan Al-Aqsa yang terjadi dengan takdir dan kehendak Allah,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Human and Civilization Movement, Kemal Ozden, mengatakan bahwa Gaza telah mengalami Nakba sejak 75 tahun lalu. Banyak orang yang terluka dan banyak anak muda yang ditangkap.
“Ketika kami mengumumkan tuntutan untuk menghentikan serangan brutal Zionis, kami menghadapi tuduhan anti-Semitisme. Mereka sendiri ingin melakukan pembantaian, tetapi karena kami menuntut mereka berhenti, kami dituduh. Ini adalah lelucon,” ujarnya.
Dia menambahkan, umat Islam harus lebih sering bertemu sebagai institusi, terlibat dalam dialog, mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah, memberikan tekanan pada pemerintah, dan mengumumkan tuntutan kepada negara-negara anggota OKI.
“Bahkan jika Palestina dan Gaza dibebaskan, tanggung jawab kita tidak akan berakhir, karena permasalahan dunia Islam belum berakhir. Namun semuanya harus diselesaikan bersama. Kita bertemu tidak hanya untuk membicarakan keberanian saudara-saudara kita, tetapi untuk mengambil inisiatif dan bekerja demi masa depan,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal Koalisi Global, Munir Saeed, menyampaikan bahwa ada badai donasi dan konvoi bantuan, badai media, badai boikot, dan badai mahasiswa di Timur dan Barat bersatu menyerukan kemanusiaan dan keadilan.
Sesi pembukaan dimeriahkan dengan tayangan video klip yang diawali dengan pembacaan Al-Qur’an serta beberapa orasi, seperti pidato jurnalis Tariq Mustafa yang kehilangan hampir 30 orang keluarganya di Gaza. [Mh/KPIPA]