SUDAH banyak teori dan pendapat yang menyebutkan betapa pentingnya berpikir positif (positive thinking) dalam mewujudkan kesuksesan hidup di berbagai bidang.
Berpikir positif bermanfaat untuk menumbuhkan sikap optimisme dan semangat untuk terus maju.
Tidak mudah menyerah dan putus asa, serta mengambil sisi positif dan hikmah dari setiap kejadian.
Namun agar berpikir positif bisa sekaligus mendapatkan pahala dan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ubahlah pikiran positif tersebut dalam bentuk doa.
Lalu doa itu diulang-ulang, sehingga doa tersebut dibawa ke alam bawah sadar (subconscious mind).
Menjadi keyakinan positif (positive believing) yang akan menjadi tekad membara untuk merealisasikannya.
Itulah sebabnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut orang yang lemah dan tak punya tekad yang kuat adalah orang yang malas berdoa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam“ (Al-Haitsami, kitab Majma’ Az-Zawaid. Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata : Sanadnya Jayyid (bagus) dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601).
Selain itu jika kita rajin berdoa, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membantu terealisirnya harapan kita.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran“ (QS. Al-Baqarah:186).
Bahkan doa bisa mendatangkan keajaiban, bisa mengubah takdir yang buruk menjadi baik berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Korelasi Doa dan Berpikir Positif
Baca juga: Adab Makan, Ketika Lupa Membaca Doa
لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الْدُعَاءُ
“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“ (Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306).
Menerima kejadian yang sesuai harapan dan keinginan itu mudah diterima oleh manusia karena menyenangkan jiwa.
Lain halnya jika terjadi peristiwa yang jauh dari harapan dan berbeda dengan keinginan. Tidak sesuai dengan ekspetasi dan asumsi.
Sudah barang tentu membuat kekecewaan karena hal itu pastinya tidak menyenangkan jiwanya.
Terlebih jika yang mengalaminya adalah orang yang berjasa besar dan pembuka jalan bagi keberhasilan satu proyek yang harusnya diberi apresia, diberikan posisi dan penghargaan (bab taqdir wa ihtiram).
Namun realitanya justru hal itu tidak didapatkan. Malah justru disisihkan.
Dalam posisi seperti jika itu adalah engkau, apakah engkau bersabar, tetap berdoa dan berpikir positif.[Sdz]