ChanelMuslim.com – Untuk membangun kedekatan hati dan kebahagiaan, idealnya dalam keluarga ada waktu kumpul bersama. Ada Ayah, Ibu dan anak berkumpul, saling ngobrol, bercerita dan bercanda bersama.
Dalam sebuah penelitian, ternyata keluarga yang tangguh (minim konflik) dan bahagia itu memiliki tradisi family time. Sudahkah Ayah, Bunda memiliki waktu khusus bersama keluarga?
Menurut motivator dan pegiat parenting dari Komunitas Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto W., ada beberapa waktu khusus yang bisa digunakan yaitu waktu setelah sholat subuh.
Setelah selesai sholat subuh, setiap anggota keluarga berkumpul bersama, mengaji bersama, saling bercerita, saling bercanda.
Lalu waktu selesai sholat maghrib dan waktu-waktu di meja makan (makan pagi, siang atau sore) serta waktu-waktu beraktivitas bersama di hari libur.
Baca Juga: 5 Syarat Family Time Lebih Menyenangkan
Membangun Kedekatan Hati dengan Family time
Kemudian, apa syarat family time?
Menyenangkan
Buatlah family time yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh semua anggota keluarga. Jangan dijadikan family time sebagai ajang mengadili anak yang bersalah, atau orang tua menasihati anak yang membuat anak tertekan. Jika anak perlu dinasihati atas kesalahan, carilah waktu lain bukan saat family time.
Pembelajaran
Misalnya di saat selepas subuh atau selepas maghrib gunakan untuk belajar mengaji, kemudian ayah memberi nasehat dengan bercerita kepada anak. Bisa juga antara masing-masing anggota keluarga saling sharing mengenai pembelajaran apa saja yang didapat pada hari kemarin (saat subuh) atau pada hari itu (saat maghrib).
Misalnya adik bercerita kalau ia belajar memberi makan kucing. Kakak bercerita tentang planet-planet. Ayah bercerita tentang keuntungan sholat sunah sebelum subuh. Bunda bercerita tentang keajaiban sedekah.
Dalam pembelajaran bisa juga Ayah, Bunda memberikan tebak-tebakan ilmu pengetahuan yang akan dijawab oleh anak-anaknya.
Sharing pengalaman
Misalnya saat makan, masing-masing anggota keluarga bercerita. Ayah yang bercerita selepas pulang di kantor memberi sedekah kepada pengemis. Bunda bercerita bagaimana tadi membuat roti pisang coklat.
Kakak bercerita kejadian apa saja di sekolah. Begitu juga adik bercerita saat bermain kucing. Sharing pengalaman ini secara tidak sadar, orang tua menuntun anak untuk menceritakan kondisinya.
Bagaimana anak di sekolah, sedang terjadi apa pada anak, bagaimana interaksinya dengan teman-temannya, siapa saja temannya yang nakal dan apa bentuk kenakalannya.
Orang tua mendapatkan informasi yang penting dari anaknya sehingga dapat mengantisipasi sejak dini. Bagi anak, menceritakan pengalamannya itu adalah sesuatu yang menyenangkan.
Perencanaan
Diskusikan rencana keluarga misalnya rencana berwisata, mengunjungi kakek-nenek, rencana berpuasa bersama, lalu rencana target anak misalnya anak suka menjadi youtuber maka direncanakan kapan membuat konten videonya.
Lalu anak yang lain ingin menulis cerita, direncanakan kapan selesainya dan apa yang perlu difasilitasi orang tuanya.
Doa bersama
Masing-masing anggota keluarga mengutarakan keinginannya kemudian Ayah mendoakan supaya keinginan anggota keluarga bisa terkabul.
Bisa juga masing-masing anggota keluarga berdoa secara bergiliran. Bisa dibiasakan setelah sholat magrib atau subuh.[ind]