Seorang ilmuwan fisika Mesir yang terkemuka, Musthofa Musyrifa mengatakan, “Saya berkeyakinan bahwa sebelum Al-Khawarizmi tidak ada ilmu yang disebut Aljabar. Dengan demikian, kejeniusan Al-Khawarizmi telah dapat menciptakan satu ilmu yang bebas dan tidak terikat.”
Dinyatakan dalam Ensiklopedia Britanica, “Dia adalah seorang ahli matematika astronomi. Dia telah menulis dua karya penting, salah satunya dalam ilmu Aljabar dan satunya dalam penulisan angka-angka India-Arab. Dengan demikian, dia merupakan mediator dalam mengenalkan ilmu matematika ke Eropa dengan dua objek ini.”
Seorang politikus dan pemikir Inggris, Antony Nutting mengatakan dalam bukunya “Al-Arab; tarikh wa Hadharah,”mengatakan, “Al-Khawarizmi sebagaimana yang ditunjukkan oleh namanya, dilahirkan di Khawarizmi pada tahun 780 M.
Baca Juga: Penemuan-Penemuan Al Khawarizmi
Komentar Para Ulama Tentang Al-Khawarizmi
Dia adalah tokoh paling lama dan tekenal dalam ilmu matematika dan Aljabar. Karya tulisnya di Eropa dipakai sebagai buku pedoman di sekolah unggulan hingga abad ke-16. Dari buku-buku itu, bangsa Eropa belajar sistem angka Arab yang diambil dari kaedah berhitung angka India, dan juga belajar Aljabar. Kalau bukan karena angka Arab ini, niscaya mustahil bagi Eropa untuk menelusuri jejak sistem angka Romawi yang sulit itu.
Ketika Nutting berbicara tentang biografi Al-Kindi pada buku-buku karangan Ptolemaeus dalam ilmu geografi, setelah itu ia berbicara tentang Al-Khawarizmi seraya berkata, “Al-Khawarizmi menggunakan bahan ini -maksudnya buku-buku karangan Ptolemaeus dalam ilmu geografi yang diterjemahkan oleh Al-kindi- dalam penelitiannya secara khusus.”
Setelah itu, dia menulis sendiri buku geografi yang berjudul “Shurat Al-Ardh” yang menjadi pedoman dan dasar bagi berbagai penelitian lainnya.”
Dr. Zigrid hunke mengatakan, “Al-Khuwarizmi dikenang selamanya dengan tulisan pada dua buku penting dalam ilmu matematika; pertama (Aljabar dan Al-Muqabalah), dan kedua buku dalam ilmu hitung yang di dalamnya dijelaskan tentang penggunaan sistem angka-angka, tambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan hitungan pecahan. Buku yang pertama ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1143 M.”
Mengenang Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi telah memberikan kontribusi yan besar dalam mendorong roda peradaban manusia hingga kita sekarang sampai pada fase peradaban Barat.
Pada masa Eropa sedang bangkit untuk maju dan mengejar ketertinggalan peradabannya, nama Al-Khawarizmi bagi para ilmuwan seakan-akan lebih ampuh dari pada sihir, sehingga mereka membuat puisi yang mengabadikan peringatan lahirnya ilmuwan ini yang telah mengeluarkannya dari kebodohan menuju cahaya ilmu.
Akan tetapi ketika telah bangkit, Eropa benar-benar melupakan Al-Khawarizmi, hingga ada sebagian ilmuwan moderat yang menyadari pentingnya mengembalikan hak-hak Al-Khawarizmi kepadanya.
Di dunia Arab sendiri ada sebagian orang-orang yang menganggap remeh Al-Khawarizmi, sebagaimana yang kita dapatkan dalam buku-buku Arab yang mengatakan bahwa dia adalah “Seorang peramal majusi bernama Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi.”
Dr. Musthafa Musyrifa dan Dr. Muhammad Al-Mursli Ahmad yang telah menyunting bukunya “Al-Jabar wa Al-Muqabalah” dan diterbitkan pada tahun 1937 M dan manuskripnya yang tersimpan di perpustakaan Oxford Inggris. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada ilmuwan dan guru kita yang mulia ini.
Sumber: 147 Ilmuan Terkenal dalam Sejarah Islam, Muhammad Gharib Gaudah, Pustaka Al Kautsar.