SUDAH sepatutnya sebagai rakyat, kita mengawal keputusan pimpinan.
Mari kita lihat contohnya dari para sahabat.
Taat kepada keputusan pimpinan, apalagi jika keputusan tersebut tidak sesuai dengan harapan, tentunya hal itu sangat memberatkan.
Para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, diuji ketaatannya dengan keputusan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahkan di antara mereka ada yang merasa keberatan dengan keputusan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai pemimpin mereka, hal ini diabadikan dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 5, Allah Ta’ala berfirman :
{ كَمَاۤ أَخۡرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَیۡتِكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّ فَرِیقࣰا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ لَكَـٰرِهُونَ }
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.
Tidak menyuakainya artinya merasa keberatan, ayat ini menggambarkan suasana batin sebagian sahabat yang merasa keberatan dengan keputusan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tiba tiba beralih menghadapi 1000 pasukan kaum Musyrikin Mekkah, setelah sebelumnya mereka hanya menghadapi kafilah dagang Abu Sufyan saja.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Abu Ayyub Al Anshari mewakili keberatan sebagian sahabat atas keputusan tersebut pun berkata :
يا رسول الله ما لنا طاقة في قتال العدو وانما أردنا العير
“Wahai Rasulallah, kami tidak sanggup memerangi musuh, yang kami inginkan adalah kafilah dagang.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membaca bahwa ada perasaan keberatan atas diri Abu Ayyub Radhiyallahu ‘Anhu, namun beliau tidak menentangnya atau memarahinya, tetapi beliau meminta kepada yang lainnya juga untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengam keputusan ini.
Tiba tiba Miqdad bin Amir Radhiallahu ‘Anhu salah seorang sahabat Anshar berkata :
يا رسول الله اننا لا نقول كما قال بنو اسرائيل لموسى اذهب انت وربك فقاتلا انا ههناقاعدون، ولكن نقول اذهب انت و ربك فقاتلا انا معكما مقاتلون
“Ya Rasulallah, sesungguhnya kami tidak akan berkata seperti yang telah dikatakan oleh Bani Israil kepada Musa ‘Alaihi Salam, “pergilah engkau bersama Tuhanmu berperanglah kalian berdua, kami duduk duduk saja di sini”, akan tetapi kami akan selalu mengatakan, pergilah engkau bersama Tuhanmu berperang, sesungguhnya kami akan bersamamu ikut berperang.”
Kisah Mengawal Keputusan Pimpinan dari Para Sahabat (1)
Baca juga: Kisah Sahabat Rasulullah Bertemu Dajjal (1)
Saad bin Muadz tokoh kaum Anshar tidak mau ketinggalan, dengan semangat membara Ia pun berorasi :
يا رسول الله، لقد أمنا بكو صدقناك و أيقنا ان ما جئت به هو الحق، لقد أعطينا على ذالك عهودنا و مواثقنا، والله يا رسول الله لو خضت بناهذا البحر فخضته لخضناه معك، ولن يتخلف منا رجل واحد، امض حيث ما أمرك الله
“Ya Rasulallah, sesungguhnya kami telah beriman kepadamu, dan membenarkanmu, dan telah kami berikan untuk itu semua janji setia kami, demi Allah Ya Rasulallah, seandainya engkau mengajak kami mengarungi lautan, dan engkau benar benar mengarunginya, sungguh kami akan mengarunginya bersamamu, dan tidak ada yang luput seorangpun dari kami, lanjutkanlah seperti apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepadamu.”
Senang dan bahagianya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendengar pandangan dan pendapat kedua sahabatnya tersebut, beliaupun bersabda :
سروا على بركة الله
“Lanjutkan perjalanan kalian di atas keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah