SISWA kelas 10 SMA Binus yang berhasil menciptakan sebuah mesin tempe portabel. Inovasi ini tidak hanya menunjukkan kreativitas dan kepintaran mereka, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri makanan tradisional di Indonesia.
Mesin tempe portabel ini diciptakan oleh sekelompok siswa kelas 10 SMA Binus yang terdiri dari Kenneth William Santoso dan Davrell Mylka.
Mereka terinspirasi untuk membuat mesin ini setelah melihat bagaimana proses pembuatan tempe secara tradisional yang memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Baca juga: Sertifikat Tahfizh SMP dan SMA JISc Masuki Tahap kedua
Siswa Kelas 10 SMA Binus Ciptakan Mesin Tempe Portabel
Dengan semangat untuk mempertahankan warisan budaya sekaligus mengintegrasikannya dengan teknologi modern, mereka merancang mesin yang praktis, efisien, dan mudah digunakan.
Yang dipamerkan pada ajang “ARS Elektronika Festival” di Gedung Poscity Linz Austria pada September 2023, mesin ini dapat memproses tempe, mulai dari mencuci kedelai, merebus hingga mengupas kulit kedelai.
Mesin ini juga menambahkan ragi sebagai bahan dasar kedelai menjadi tempe, temperatur mesin disesuaikan seperti, suhu ruangan dan dilengkapi sirkulasi udara untuk membantu proses fermentasi
I-tempeh atau mesin pembuat tempe, ini rencananya akan diproduksi massal dan dipasarkan ke negara-negara non Asia, kecuali Jepang dengan tujuan utama mempromosikan makanan Indonesia secara global.
Proses penciptaan mesin tempe portabel ini tidaklah mudah. Para siswa harus melalui berbagai tahapan, mulai dari penelitian, perancangan prototipe, hingga uji coba.
Inovasi mesin tempe portabel ini berpotensi memberikan dampak besar, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dengan mesin ini, produksi tempe dapat dilakukan dengan lebih cepat, efisien, dan dalam skala yang lebih besar, sehingga dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha tempe.
Keberhasilan siswa kelas 10 SMA Binus dalam menciptakan mesin ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi dan kreativitas dapat muncul di usia muda.
Inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka secara pribadi, tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, terutama dalam mempertahankan warisan kuliner Indonesia. [Din]