Chanelmuslim.com – Ketika Abdullah bin Zubair diserang oleh Hajjaj dan pasukannya, ia dan pengikutnya dikepung secara ketat. Di antara para pengikutnya itu terdapat segolongan besar dari orang-orang Habsyi yang ahli perang dan jago memanah.
Saat itu ia mendengar mereka membicarakan Khalifah Utsman (yang telah meninggal dunia) secara tidak sopan dan tidak pada tempatnya. la menegur mereka dengan keras, “Demi Allah, aku tidak sudi meminta bantuan kepada orang-orang yang membenci Utsman untuk memerangi musuhku.” Abdullah menjauh dari orang-orang itu, padahal saat itu ia sangat membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Abdullah bin Zubair Bertahan Hingga Menggapai Syahid
Keteguhan Prinsip Abdullah bin Zubair
Kejujurannya dan kesetiaannya terhadap akidah dan prinsipnya, menyebabkannya tidak sedih kehilangan 200 ahli memanah ketika ia tidak puas dengan akhlak dan perilaku mereka. Padahal, ia sedang berada dalam peperangan menentukan. Sangat mungkin sekali arah peperangan ini berubah jika para ahli panah itu tetap berada di sampingnya.
Sikap tegasnya melawan Mu’awiyah dan Yazid bin Mu’awiyah benar- benar luar biasa. Menurutnya, Yazid bin Mu’awiyah sama sekali tidak pantas menjadi khalifah. Pendapatnya ini sangat beralasan karena Yazid orang yang sangat tidak baik dalam segala hal. la tidak memiliki satu kebaikan pun yang dapat meringankannya dari kejahatan dan dosanya yang menggunung tinggi.
Jika demikian, bagaimana mungkin ia mau mengakuinya sebagai khalifah.
Saat Mu’awiyah masih hidup, ia telah menyatakan penolakannya secara terang-terangan. la juga menyatakannya saat Yazid menjabat sebagai khalifah. Yazid mengirimkan utusan kepada Abdullah bin Zubair membawa ultimatum keras. Abdullah menjawab, “Aku tidak akan berbaiat kepada seorang pemabuk. ”
Lalu ia menggubah sebuah bait syair ”
Aku takkan tunduk pada kebatilan meskipun gigi graham mampu mengunyah batu jadi lembut.”
Terbuka, mulia dan tangguh. Itulah Abdullah bin Zubair. la selalu siap mempertaruhkan hidupnya untuk keterusterangan dan lurusnya jalan yang akan ditempuh.
Dimasa perselisihan dan peperangan dengan bani Umayah, ia dikunjungi Hushain bin Numair, panglima tentara yang dikirim oleh Yazid untuk memadamkan perlawanan Abdullah bin Zubair.
Hushain mengunjunginya beberapa saat setelah berita kematian Khalifah Yazid sampai ke Mekah. Hushain menawarkan kepadanya untuk pergi bersamanya ke Syam. Dengan pengaruhnya, ia akan mengangkat Abdullah bin Zubair sebagai khalifah.
Abdullah menolak tawaran itu. Menurutnya, orang-orang Syam harus dijatuhi hukuman mati karena telah menyerang dan menghancurkan Madinah, hanya karena menuruti keserakahan bani Umayah.
Mungkin dalam hal ini kita tidak sependapat dengan Abdullah. Kita berharap seandainya ia lebih mengutamakan jalan damai dan menerima kesempatan langka yang ditawarkan oleh Hushain.
Akan tetapi, sikap seseorang, siapa pun dia, yang dilandasi keyakinan dan tidak mau ditipu dan dibohongi patut dihormati dan diacungi jempol.
Inilah pribadi yang teguh dalam memegang prinsip. Keputusannya mungkin tak sejalan dengan kebanyakan orang tetapi ia memiliki sikap atas apa yang diyakininya benar karena ia adalah seorang yang menjaga sunah. []
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Ithishom