USTAZ Cahyadi Takariawan menjelaskan kekuatan dari Al-Quran bahwa Al-Quran adalah ruh.
Imam Al Qurthubi menjelaskan, kata “ruh” yang terdapat dalam beberapa ayat, maknanya adalah Al-Quran.
Maka beliau menafsirkan ayat “wa yas’alunaka anir ruh” (QS. 17 : 57) dengan, “mereka bertanya kepadamu tentang Al-Quran”.
Ketika Al-Quran disebut sebagai ruh, maknanya sangat jelas. Ruh adalah inti kehidupan manusia. Manusia tanpa ruh, pasti mati.
Pun demikian dengan Al-Quran. Ia adalah ruh yang memberi kehidupan manusia.
Tanpa Al-Quran, manusia telah mati sebelum ajal menjemputnya.
Malik bin Dinar menyatakan:
“Wahai Ahlul Qur’an, apa yang telah ditanam oleh Al-Quran ke dalam lubuk hatimu? Sesungguhnya Al-Quran adalah penyubur hati sebagaimana hujan yang menyuburkan bumi.”
Al-Quran dinyatakan sebagai penyubur hati. Tanpa air, tanaman akan mati. Tanpa Al-Quran, jiwa manusia juga akan mati. Demikianlah kiasan Al-Quran sebagai pemberi kehidupan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kata “ruh” yang memiliki makna Al-Quran, antara lain terdapat dalam surat An-Nahl: 2, Ghafir: 15, Asy-Syura: 52 dan Al-Isra’: 58. Kita ambil satu contoh ayat, dalam QS. Ghafir : 15. Allah berfirman:
“(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang memberi ruh dengan (membawa) perintahNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).” QS. Ghafir: 15.
Sayyid Qutb menyatakan, kata “ruh” dalam ayat ini maknanya adalah Al-Quran. Ayat ini mengisyaratkan dua hal: pertama, bahwa Al-Quran adalah ruh dan kehidupan bagi manusia.
Tanpa ruh, manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan benar.
Kedua, bahwa Al-Quran turun dari tempat yang tinggi kepada siapa yang dipilih dari hamba-hamba-Nya.
Hal ini sesuai dengan sifat Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Kekuatan Al-Quran: Al-Quran Adalah Ruh
Baca juga: Pengaruh Uang dan Makanan Haram Terhadap Karakter dalam Al-Quran
Selanjutnya Sayid Quthub memahami kata ruh dalam ayat ini sebagai sebuah kekuatan yang menggerakkan, mempertahankan kehidupan di dalam hati, bahkan di dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Demikianlah Al-Quran sebagai ruh. Siapapun yang hidup dengan Al Qur’an, mereka akan benar-benar memiliki ruh, yang mampu memberi kekuatan dan menggerakkan untuk menunaikan ketaatan.[Sdz]