RUMAH tangga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Aisyah pernah bergejolak saat kaum munafik dan para bazer melontarkan tuduhan palsu, haditsul ifki, tentang Aisyah dan sahabat Shafwan sekembalinya dari perang bani Musthalik.
Tuduhan hoax ini sempat viral di Madinah yang kemudian menyebabkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam gelisah dan memulangkan Aisyah kerumah orangtuanya.
Bukan karena beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak percaya dengan kesucian Aisyahr, tetapi karena kuatnya berita gosip.
Sampai kemudian Allah membantahnya melalui wahyu dalam Surat An-Nur ayat 11-20, tentang bersihnya Aisyah serta pentingnya tabayun dan tidak mudah terprovokasi oleh berita dari orang orang munafik yang KTP muslim tapi sesungguhnya membenci Islam.
Sebagai “kekasih kesayangan nabi”, Aisyah menegaskan bahwa dirinya tidak pernah cemburu dengan istri-istri Nabi yang lainnya, kecuali Khadijah, cinta pertama dan istri pertama beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sudah wafat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kalaupun ada, kadang Aisyah cemburu kepada Zainab binti Jahsy, istri dan sekaligus sepupu Nabi.
Zainab dinikahi karena perintah Allah dalam Al Ahzab ayat 37.
Menurut Aisyah, Zainab adalah istri nabi yang kecantikannya setara dengannya.
Di sisi lain, Aisyah menjadi pusat kecemburuan istri-istri Nabi yang lainnya.
Bagaimana tidak, para sahabat sering kali memberi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hadiah ketika beliau berada di rumah Aisyah.
Sementara ketika di rumah istrinya yang lain, tidak.
Atas hal itu, Ummu Salamah yang mewakili ummul mukminin lainnya mengadu kepada Nabi.
Kekasih Rasulullah (2)
Baca juga: Kekasih Rasulullah (1)
Ia minta kepada Nabi agar memerintahkan orang-orang tidak hanya memberi hadiah ketika beliau berada di rumah Aisyah saja, tetapi juga ketika di rumah istrinya yang lain.
Menanggapi itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Hai Ummu Salamah, janganlah engkau sakiti aku dalam urusan Aisyah. Sebab, demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku berada dalam selimut seorang istri di antara kalian kecuali dia.”
Suatu riwayat menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bermunajat kepada Allah perihal istri istrinya:
“Ya Allah sesungguhnya apa yang aku miliki telah aku berikan secara adil, tetapi masalah hati, ia adalah milik Mu.”
Maksudnya adalah kepada para istrinya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah membagi secara adil tentang waktu kunjungan, perhatian, perlindungan dan nafkah.
Tapi rasa cinta yang lebih besar kepada Aisyah adalah kehendak Allah, yang nabi tidak mampu membagi rata.
Namun begitu bukan berarti beliau tidak mencintai istrinya yang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku.” (HR. Muslim).
Karena itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah KDRT kepada istri istrinya.
“Aisyah Radhiyallahu ‘Anha pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul istrinya meskipun hanya sekali.” (HR. Nasa’i).[Sdz]