Chanelmuslim.com– Kaidah Hisab di Hari Kiamat (3)
Seandainya Allah mengazab seluruh makhlukNya, hal itu tidak menjadikanNya zalim terhadap makhluk, karena mereka adalah hamba dan milikNya. Pemilik dapat memperlakukan miliknya sekehendaknya. Tetapi, Allah swt. akan mengadili hamba-hambaNya dengan keadilan yang tiada bandingannya.
Allah telah menjelaskan kepada kita dalam banyak nas tentang sejumlah kaidah yang menjadi asas peradilan dan penghisaban pada hari kiamat. Yaitu:
Baca Juga: Kaidah-kaidah Penghisaban di Hari Kiamat
Kaidah Hisab di Hari Kiamat (3)
5. Penghadiran Saksi-saksi atas Orang Kafir dan Munafik
Saksi yangpaling kuat pada hari Kiamat terhadap seluruh hamba adalah Tuhan dan Pencipta mereka, yang mengetahui seluruh keadaan mereka.
Allah swt. berfirman, “Dan kamu tidak melakukan sesuatu kecuali Kami menyaksikan kamu ketika kamu melakukannya.” (QS. Yunus: 61)
Namun, Allah swt. ingin mengajukan argumentasi kepada makhluk-makhlukNya, sehingga Dia mengirim sebagian makhlukNya sebagai saksi atas para pendusta yangkafir agar mereka tidak dapat beralasan.
Lebih dari satu ayat yag mengisyaratkan adanya saksi-saksi yang memberi kesaksian atas manusia, seperti firmanNya, “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari para saksi berdiri.” (QS. Ghafir: 51)
“Dan didatangkan para nabi dan saksi-saksi.” (QS. Az-Zumar: 69)
Yang pertama memberi kesaksian adalah para rasul. Setiap rasul memberi kesaksian atas umatnya. “Bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami datangkan kamu sebagai saksi atas mereka.” (QS. An-Nisa: 41)
Yang dimaksud ‘saksi atas mereka dari kalangan mereka sendiri’ adalah para rasul, karena setiap umat itu rasulnya dari kalangan mereka sendiri, sebagaimana firman Allah swt.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri.” (QS. At-Taubah: 128)
Di samping memberi kesaksian atas umat mereka dengan menyampaikan berita, para rasul juga memberi kesaksian dengan cara penolakan.
Allah swt. berfirman, “(Ingatlah) akan hari di mana Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia berkata, ‘Apa jawaban kaumnya terhadap seruanmu?’ Para rasul menjawab, ‘Kami tidak punya pengetahuan. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib.” (QS. Al-Maidah: 109)
Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat ini:
“Ini adalah berita tentang pertanyaan Allah kepada para rasul di hari kiamat tentang jawaban umat mereka atas seruan mereka. Menurut Ibnu Abbas ayat ini bermaksud, kami tidak punya pengetahuan kecuali pengetahuan yang Engkau sendiri lebih tahu dari kami.
“Tidak diragukan bahwa perkataan itu adalah perkataan yang baik, sebagai bagian dari sopan santun kepada Allah. Seolah-olah mereka mengatatakan, “Kami tidak punya pengetahuan dibandingkan dengan pengetahuanMu yang meliputi segala sesuatu.
“Sekalipun kami yang mendapat jawaban dari umat kami dan kami tahu jawaban mereka, tetapi kami hanya tahu lahirnya saja, kami tidak tahu batinnya. Engkaulah Yang Mahatahu akan segala sesuatu. Pengetahuan kami dibanding pengetahuanMu tidaklah ada apa-apanya.” (Tafsir Ibnu Katsir, II, h. 676)
Umat-umat itu kemudian berbohong dan setiap umat mengatakan bahwa tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada mereka. Lalu, datanglah umat Muhammad saw. dan memberi kesaksian bagi para rasul dengan memberikan keterangan, sebagaimana firmanNya.
“Dan demikianlah Kami jadikan kalian (umat Muhammad saw.) umat penengah agar kalian menjadi saksi atas manusia dan Rasul menjadi saksi atas kalian.” (QS. Al-Baqarah: 143)
Dalam sahihnya, Bukhari menyampaikan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda.
“Nuh dipanggil pada hari kiamat. Ia menjawab, ‘Baik, Tuhan, saya datang.’ Allah bertanya, ‘Apakah sudah kau sampaikan?’ Nuh menjawab, ‘Ya, sudah.’ Kepada umatnya ditanyakan, ‘Apakah sudah disampaikannya kepada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami.’ Allah lalu berkata kepada Nuh, ‘Siapa yang menjadi saksi untukmu?’ Nuh menjawab, ‘Muhammad dan umatnya.’ Kalian lalu memberi kesaksian bahwa Nuh telah menyampaikan dan Rasul saw. menjadi saksi atas kalian. Itulah makna firman Allah Yang Mahamulia, ‘Dan demikianlah Kami jadikan kalian (umat Muhammad) umat penengah agar kalian menjadi saksi atas manusia dan Rasul menjadi saksi atas kalian.” (mh/foto: )