JANGAN tergesa-gesa saat berdakwah karena manusia tidak berubah dalam semalam. Dari Sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata:
قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
“Seorang Arab badui berdiri dan kencing di masjid. Maka para sahabat ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda kepada mereka “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air atau dengan setimba besar air.
Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesusahan.” (HR. Al-Bukhari no. 323)
Baca Juga: Berdakwah dengan Lemah Lembut
Jangan Tergesa-gesa saat Berdakwah, Manusia Tidak Berubah dalam Semalam
Di antara Faedah hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Syeikh Utsaimin rahimahulloh menuntut kita bersikap hikmah dalam berdakwah serta jangan tergesa-gesa dalam dakwah di antara yang beliau sebutkan:
إن الحكمة: إتقان الأمور وإحكامها، بأن تنزل الأمور منازلها وتوضع في مواضعها، ليس من الحكمة أن تتعجل وتريد من الناس أن ينقلبوا عن حالهم التي هم عليها إلى الحال التي كان عليها الصحابة بين عشية وضحاها. ومن أراد ذلك فهو سفيه في عقله بعيد عن الحكمة، لأن حكمة الله عز وجل تأبى أن يكون هذا الأمر، ويدلك لهذا أن محمداً رسول الله صلى الله عليه وسلّم، وهو الذي ينزل عليه الكتاب نزل عليه الشرع متدرجاً حتى استقر في النفوس وكمل
Sesungguhnya hikmah itu ialah menetapkan suatu perkara secara tepat dan mantap yakni dengan cara menempatkan suatu perkara pada tempatnya dan mendudukkan suatu perkara pada kedudukannya.
Bukanlah termasuk hikmah apabila kamu tergesa-gesa dan menginginkan manusia akan berubah keadaannya dari keadaan mereka sebelumnya menjadi seperti keadaan para sahabat Rasul hanya dalam waktu sehari semalam (dalam waktu singkat ).
Barangsiapa yang berkemauan seperti itu maka dia adalah orang yang kurang waras akalnya serta jauh dari sikap hikmah.
Karena hikmah Allah Azza wa Jalla jauh dari perkara seperti ini, dan yang menunjukkan hal ini kepada kalian adalah, bahwa Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam Ketika diturunkan kepada beliau kitab Al-Qur’an yakni secara bertahap sampai menjadi mantap dan sempurna di dalam jiwa.
أقول إن الحكمة تأبى أن يتغير العالم بين عشية وضحاها فلابد من طول النفس، واقبل من أخيك الذي تدعوه ما عنده اليوم من الحق، وتدرج معه شيئاً فشيئاً حتى تنتشله من الباطل، ولا يكن الناس عندك على حد سواء، فهناك فرق بين الجاهل والمعاند.
Saya berkata : Sesungguhnya hikmah itu mengingkari bahwa dunia ini dapat berubah hanya dalam waktu sehari semalam ( waktu yang singkat).
Untuk itu haruslah ada kelapangan jiwa. Terimalah dari saudara yang kalian dakwahi kebenaran yang ada padanya hari ini dan dakwahi bertahap sedikit demi sedikit sampai akhirnya ia terbebas dari kebatilan.
Janganlah kalian beranggapan bahwa manusia itu memiliki tingkatan yang sama, karena sungguh berbeda antara orang yang jahil dengan orang yang menentang.
[Cms]
Sumber :
Akhukum Fillah Pondok Annashihah Cepu , Dikutip dari Kitab Zaadud Da’iyah Syeikh Utsaimin Rahimahulloh.
t.me/Khazanahmuh