PEKA. Assalamu’alaykum mbak Fifi, ini saya ..@Bu Inez. Saya: Oh ya bu .. apa kabar. Wa’alaykum salam ..
Saya agak malas menjawab SMS-nya sebab program sosial beliau banyak betul dan semua membutuhkan uang.
Dan beliau bagus sih, ngajak saya ikut berpartisipasi. Tapi sering banget sampai saya keberatan.
Kemudian saudaranya pula dan saudaranya lagi.
Saya terpaksa tidak berteman lagi dengan orang orang terkenal dan punya tempat di hati masyarakat karena saya lelah berteman dengan mereka.
Istilah kerennya ‘enggak peka‘ atau memanfaatkan.
Saya sebutlah, istri mentri, artis, istrinya ustaz terkenal.
Mungkin bangga berteman dengan artis atau pejabat top.
Tapi lelah.
Ketika ada acara walau kita yang support tak ada sedikitpun ucapan terima kasih ..
Sampai wartawan teman-teman saya yang ikut meliput acara si tokoh masyarakat bingung @ Mam Fifi kok namanya enggak disebut, atau Mam saja yang bicara, khan Mam tahu masalah .. juga kita suka dapat pencerahan dari Mam bahkan”.
Baiknya para wartawan, aku malah simpati pada mereka. Aku ajak mikir dan bantu buatkan beberapa topik liputan yang berbeda. Demi agar tulisan mereka manfaat dan enak dibaca oleh para pembaca.
Mengingat berita yang ada sekarang soal kehidupan artis yang enggak tahu deh ‘membingungkan tapi jadi panutan‘ kalau dikritik bilangnya kita iri.
Padahal zina itu .. tidak akan diampunkan sampai dia kena cambuk atau dirajam. Tapi dibenarkan dan diviralkan.
Jangan dibaca deh. Kasihan anak-anak keturunan kita kalau jadi viral. Dianggap biasa.
Dan bikin orang enggak mau menikah normal.
Jadi di sini jadi teman harus peka. Janganlah semua keinginan dan hawa nafsu kita, ego kita menjadi beban untuk orang lain.
Ada ustazah terkenal sudah saya ajak ke luar negeri, ketika ceramah malah menjatuhkan saya yang Allah taqdirkan banyak lemak dan banyak manfaat. Enggak lucu ah, membicarakan lemak saya di depan jamaah. Enggak level dan kurang berpendidikan.
Juga enggak nambah iman bagi pendengar. Kalau ceramah tuh enggak usah ngebully orang, carilah topik aqidah agar jamaah dekat dan ada sense pada Allah.
Juga banyak kisah-kisah sirah yang bisa diambil manfaatnya. Misal menghibur orangtua yang lagi bersedih dengan bercerita tentang sabarnya nabi Yakub yang anak-anaknya membuat konspirasi pembunuhan pada saudaranya sendiri.
Jadi ustaz atau ustazah harus banyak baca kalau menurut saya. Banyak merenung agar .. bla bla bla.
Baca juga: SMA JISc Adakan Outing Edukatif ke Galeri Nasional
Peka
Intinya.
Saya cuma ingin kita semua, peka.
Peka terhadap kondisi orang lain
Peka atau tahu diri terhadap orang lain
Jangan jadi beban untuk orang lain
Minta uang tiap bulan dengan alasan atm keblokir, deposito belum keluar, suami lagi banyak proyek nyangkut, tapi ulang tahun cucu minta dibayarin. Balikin kapan enggak jelas.
Kita belajar untuk bisa hidup susah juga dibatas minim. Batas enggak ada uang. Untuk enggak usah bikin acara ulangtahun. Masukin sekolah anak ke swasta mahal, lalu minta uang semesteran ke orang lain.
Peka. Untuk enggak jadi tukang minta-minta.
Maaf mungkin tulisan saya menyakitkan
Tapi ini fakta.
Saya bebas menulis di wall saya
Ya khan
Boleh di-skip atau didiamkan
Itu hak pembaca.
Oh yaa tambahan peka lagi adalah;
Jangan parkir mobil baru beli di rumah tetangga yang suaminya baru kena PHK.
Peka atau bahasa simplenya: “Emphaty“.