ChanelMuslim.com– Itsar
Suatu malam, Rasulullah saw. kedatangan seorang tamu. Rasul pun menanyakan kepada isteri-isterinya tentang makanan untuk disediakan kepada tamu. Para isteri Rasul menjawab bahwa mereka hanya punya air.
Rasul pun menawarkan ke para sahabat yang bersedia menjamu tamunya itu. Seorang sahabat langsung bersedia. Ia bersedia bukan karena memiliki kelebihan makanan di rumah, tapi karena ingin menghormati tamu Rasul.
Di rumahnya yang sangat sederhana, ia menanyakan kepada isteri apakah ada makanan untuk tamu Rasul. Isterinya menjelaskan kalau makanan yang ada hanya untuk anak-anak mereka.
Baca Juga: Tamu Tak Diundang itu Pasti akan Datang
Itsar
Sahabat mulia ini pun mengarahkan isterinya untuk menidurkan anak-anak mereka. Hal ini agar jatah makanan itu bisa disuguhkan kepada tamu.
Ketika tiba makan malam itu, sahabat ini memadamkan lampu. Hal itu dimaksudkan agar tamu tidak menyadari kalau yang makan hanya dia sendiri. Sementara, tuan rumah dan keluarganya tidak.
Malam itu, sementara si tamu tidur dalam keadaan kenyang, sahabat mulia ini dan keluarganya tidur dalam keadaan lapar.
Pagi harinya, Rasulullah saw. memuji sahabat ini dengan mengatakan, “Allah swt. kagum dengan yang kalian lakukan semalam.” Disebabkan itsar atau mengutamakan saudaranya dari diri sendiri ini, Allah swt. menurunkan Surah Al-Hasyr ayat 9.
**
Bukanlah yang utama memenuhi kebutuhan saudara seiman di saat kita memiliki kelebihan. Yang utama (itsar) adalah meringankan pemberian untuk memenuhi kebutuhan saudara seiman padahal keadaan sedang kekurangan. (muhammad nuh/foto: possimiste)