ChanelMuslim.com – Islam Tidak Bertanggung Jawab atas Budaya yang Mengekang Wanita (1)
Kita sering mendengar bahwa wanita dalam Islam sangat dikekang, tidak boleh melakukan pekerjaan di luar rumah. Kehidupannya tidak jauh dari dapur, sumur, kasur. Pekerjaannya dibatasi hanya di dapur, memasak untuk keluarga, mengurus anak-anak dan melayani kebutuhan suami.
Namun benarkah batasan itu bagian dari ajaran Islam, atau hal tersebut hanyalah budaya yang berkembang dan mengatas namakan Islam?
Permasalahan yang sering dituntut oleh masyarakat adalah mengapa wanita tidak boleh terlibat dalam urusan masyarakat. Ini tentunya bertentangan dengan surah at-Taubah ayat 71:
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Baca Juga: Bagaimana Islam Mengatur Pakaian Wanita Sesuai Zamannya?
Islam Tidak Bertanggung Jawab atas Budaya yang Mengekang Wanita (1)
Dalam ayat ini menunjukan bahwa wanita adalah anggota dari masyarakat yang juga terlibat dalam kemaslahatan suatu bangsa. Tanggung jawab untuk memperbaiki kemungkaran dan mengokohkan kebaikan juga ada ditimpakan kepada wanita.
Salah satunya adalah menuntut ilmu, yang merupakan kewajiban bagi seluruh Muslim tidak terbatas pada laki-laki saja namun juga wanita.
Jika seorang suami melarang istrinya untuk menuntut ilmu maka ia telah berdosa, Karena hal tersebut adalah bagian dari kewajiban. Apalagi jika sang suami tidak mampu mengajarinya atau tidak maksimal dalam mengajarinya ilmu. Maka, berdasarkan pendapat dari Dr. Yusuf Qardhawi, seorang suami tidak punya hak untuk melarangnya.
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabdah:
“Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.”
Tentunya sebagai muslimah ada yang harus wanita ketahui mengenai hukum-hukum syariat seputar kehidupannya, maka ini tidak bisa dilakukan tanpa berguru atau menuntu Ilmu.
Mereka juga punya hak untuk memilih bidang apa yang ingin dipelajarinya, yang tentunya disesuaikan dengan sifat dasarnya, kapasitasnya dan tidak menghancurkan kefeminimannya.
Mengapa kefeminiman ini penting bagi wanita? karena wanita sebagai penanggung jawab dalam kerajaan rumahnya untuk membuat rumah sebagai tempat yang nyaman, dirindukan dan membawa kebahagiaan dari hiruk pikuk kehidupan di luar. Tanpa sifat kefeminiman ini maka rumah akan menjadi tegang, tidak ada tempat bersandar bagi tiap orang yang kelelahan.
Bahkan di dalam Islam tugas yang dominan diberikan kepada wanita ini dianggap sebagai jihad, setara kualitas pahalanya dengan laki-laki yang pergi ke medan perang.
Oleh karena itu, budaya yang mengatakan bahwa wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi bukan berakar dari ajaran Islam. Mereka yang mengatasnamakan Islam untuk mengekang wanita tentunya telah menyimpang dari ajaran Islam itu sendiri. Islam tidak bertanggung jawab atas penyelewengan tersebut.
Justru dengan wanita yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas sangat dibutuhkan dalam mengurus segala kebutuha rumah. Anak-anak tidak hanya butuh makan dan minum, mereka juga butuh asupan untuk perkembangan otaknya dari pendidikan orang tuanya. Mereka butuh teladan dari orang-orang terdekatnya.
Bersambung… [Ln]