“Selain Dajjal, ada yang lebih aku takuti atas umatku. Yaitu, para pemimpin yang sesat.” (HR. Ahmad)
Arti Dajjal
DAJJAL berasal dari kata dajala. Artinya dusta atau menutup atau manipulasi yang buruk menjadi terlihat baik.
Kalau dikatakan ‘dajala haq bil bathil’, artinya menutupi atau memanipulasi yang haq dengan yang bathil. Maka disebut dajjala karena menutupi kebenaran (al-haq) dengan kata-kata dustanya. Dajjaal adalah si pendusta dan menutupi al-haq.
Dari makna secara bahasa ini bisa disimpulkan bahwa dajjal begitu piawai melakukan dusta. Ia memanipulasi yang haq (Al-Islam) menjadi terlihat buruk. Sebaliknya, yang sebenarnya bathil (keburukan) menjadi terlihat baik dan mempesona.
Sarana Manipulasi Dajjal
Dajjal yang akan bangkit di akhir zaman memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Dan hal itu Allah anugerahkan sebagai ujian akhir zaman untuk umat manusia.
Ia bisa memanipulasi panas yang terik menjadi tiba-tiba turun hujan. Begitu pun sebaliknya. Ia juga memanipulasi orang yang mati menjadi seolah hidup kembali. Tapi trik ini dibantu langsung oleh setan-setan.
Sihirnya sangat luar biasa. Tapi sihir yang lebih mengkhawatirkan adalah kemampuannya memanipulasi dirinya yang jahat menjadi terlihat begitu arif dan bijaksana.
Ini mengkhawatirkan karena dengan begitu banyak manusia yang akan menjadi pengikutnya. Karena fitrah manusia suka dengan yang baik, arif, bijaksana, dermawan, dan lainnya.
Tidak heran ia mengenalkan dirinya sebagai rasul atau utusan Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Bahkan, lebih gila lagi, ia mengenalkan dirinya sebagai tuhan yang berkuasa melakukan apa pun: mendatangkan kemakmuran, menurunkan hujan, menyuburkan tanah yang gersang, dan lainnya.
Intinya, ia menjanjikan hal-hal yang diinginkan umat manusia: kebahagiaan, kemakmuran, kemajuan, dan sejenisnya.
Tapi, isinya hanya zong alias dusta saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa dajjal menawarkan surga dan neraka. Tapi, surganya dajjal sebenarnya neraka, dan nerakanya dajjal sebenarnya surga.
Dajjal-dajjal Kecil
Di era teknologi digital saat ini, kemajuan olah foto dan video begitu canggih. Hal itu didukung pula oleh jaringan media sosial yang sangat massif, menjangkau hampir seluruh pelosok dalam waktu singkat.
Kecanggihan ini membuka peluang manipulasi dahsyat. Dan manipulasi itu bisa setara dengan sihir.
Orang yang bodoh dan tidak bisa apa-apa bisa dimanipulasi seolah begitu cerdas, bijaksana, dermawan, dan tidak sombong. Sebuah sosok yang menjadi oase di tengah jahatnya para pemimpin.
Para calon atau pemimpin ini tidak bekerja sendirian. Ia dikelilingi oleh tim ‘manipulator’ di banyak bidang: program kerakyatan, psikologi komunikasi massa, busana yang seolah merakyat, dan lainnya.
Namun begitu, ada satu benang merah yang selalu sama di semua calon dan pemimpin ‘dajjal-dajjal kecil’: memanipulasi yang baik (al-Islam) menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik.
Atau dengan kata lain, yang mereka sebut surga, sebenarnya neraka. Dan yang mereka sebut neraka, sebenarnya surga.
Perkuatlah tauhid kita pada Allah subhanahu wata’ala. Jangan pernah jauh dari para ulama yang soleh. Dan berdoalah agar Allah senantiasa melindungi kita dari fitnah Dajjal. Meskipun dajjalnya skala kecil. [Mh]