ChanelMuslim.com– Hamnah, Mutiara Cinta Mush’ab bin Umair
Kehidupan sahabat Rasul seperti tak pernah kering dari kisah keteladanan. Di antara mereka adalah Mush’ab bin Umair. Beliaulah sosok sahabat yang berada di balik suksesnya gerakan dakwah di Madinah sebelum hijrah.
Dan di balik suksesnya Mush’ab, terdapat mutiara yang jarang terungkap. Dia adalah sahabiyah bernama Hamnah, istri di balik kesuksesan Mush’ab membuka Madinah.
Mush’ab bin Umair adalah di antara sahabat yang berada di balik suksesnya dakwah di Madinah sebelum peristiwa hijrah. Kedekatannya dengan beberapa petinggi Madinah, membuatnya jauh lebih berpeluang meluaskan dakwah di negeri kedua dakwah Nabi saw. ini.
Baca Juga: Yang Lupa dan Yang Beristigfar
Hamnah, Mutiara Cinta Mush’ab bin Umair
Dakwah Mush’ab pun tidak cukup melakukan pendekatan dengan petinggi Madinah yang kebetulan berada sekitaran Mekah saja. Mush’ab tergolong sahabat pertama yang hijrah terlebih dahulu ke Madinah sebelum yang lain tiba. Ia menyertakan istri dan keluarga di negeri yang berjarak sekitar 400 kilometer dari Mekah, tempat kelahirannya.
Di negeri baru nan asing itu, Mush’ab bergerak cepat menyiapkan dakwah untuk orang Madinah. Siang malam ia bergerak dari satu tokoh ke tokoh lain di Madinah. Ia pun menyampaikan tentang keindahan Islam kepada masyarakat Madinah, sebelum Nabi saw. mengajarkannya jauh lebih sempurna.
Dakwah Mush’ab pun menuai sukses luar biasa. Allah swt. memerintahkan Nabi dan sahabat untuk hijrah ke Madinah pada tahun ke-13 diutusnya Nabi saw. Ketika orang bertanya, apa Madinah sudah siap menerima mereka dan Islam? Salah satu jawabannya adalah kerja keras Mush’ab yang luar biasa.
Di balik sosok kesuksesan sahabat yang syahid di Perang Uhud itu, terdapat istri beliau yang selalu setia mendampingi. Ia adalah Hamnah. Sahabiyah inilah yang sabar hidup bersama Mush’ab dalam seribu satu duka, walaupun berada di negeri yang bukan tempat kelahiran mereka.
Ia sokong suami tercinta untuk terus teguh dalam jalan dakwah. Meskipun, taruhannya adalah nyawa mereka. Karena siapa pun saat itu belum bisa memastikan apakah Madinah memang benar-benar siap menerima dakwah mereka.
Di suatu hari ketika Rasulullah saw. mendapati jenazah Mush’ab di antara para syuhada Uhud, Rasul pun bersedih. Beliau saw. memuji dan mendoakan Mush’ab. Mush’ab pun dimakamkan dalam deretan makam syuhada Uhud nan mulia.
Setiba di Madinah, Rasulullah saw. mengajak beberapa sahabat untuk mengabarkan kabar duka itu ke keluarga Mush’ab. Hamnah pun keluar rumah untuk menjumpai Rasul dan sahabat lain yang datang dengan kabar duka.
Setelah Rasul menjelaskan kabar tentang suaminya, sontak, Hamnah langsung berteriak karena duka luar biasa. Para sahabat yang saat itu bersama Nabi saling menoleh.
Nabi saw. menangkap reaksi para sahabat saat itu. Rasulullah saw. mengatakan, “Cinta Hamnah kepada suaminya sangat luar biasa.”
Seperti itulah ucapan manusia mulia untuk menutupi kesan yang berbeda dari para sahabat yang menemani Nabi saw. Rasulullah saw. seperti menangkap utuh seperti apa perasaan Hamnah demi mendengar kabar duka itu.
Para sahabat saat itu pun memahami apa yang dirasakan sahabiyah itu. Memahami betapa Hamnah sulit dipisahkan dari kehidupan Mush’ab bin Umair yang tak pernah lepas dari dakwah. Tangisnya adalah ungkapan cintanya. Cinta yang menjadi bukti amal terindahnya bersama suami tercinta saat menunaikan tugas menyiapkan Madinah untuk hijrah. (Mh)