• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 9 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Habib bin Zaid tetap Beriman meski Disiksa dengan Keji

November 1, 2022
in Khazanah
Mengenal Penyakit Rematik

Foto: Pixabay

78
SHARES
598
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

HABIB bin Zaid tetap beriman meski disiksa dengan keji. Saat itu, Habib tiba di tempat tujuannya. la sampaikan surat itu kepada Musailamah.

Musailamah membaca dengan cermat. Namun, ia tidak bisa menangkap cahaya hidayah yang terpancar dari surat itu, sehingga ia semakin terlelap dalam kesesatan dan kepalsuannya.

Baca Juga: Istimewanya Zaid bin Haritsah

Habib bin Zaid tetap Beriman meski Disiksa dengan Keji

Karena Musailamah tidak lebih dari seorang pembohong besar dan penipu ulung, maka sifat yang dimiliki hanyalah sifat sang pembohong dan penipu. la sama sekali tidak menghormati etika yang berlaku. Tanpa rasa malu, ia membunuh utusan pengantar surat, padahal membunuh utusan adalah tindakan tercela bagi bangsa Arab saat itu.

Musailamah sang pembohong itu mengumpulkan kaumnya pada hari yang telah ditentukan. la hadirkan utusan Rasulullah (Habib bin Zaid) yang penuh bekas siksaan para algojonya. Dengan siksaan itu, mereka berharap Zaid mengubah pendiriannya.

Menurut penilaian Musailamah, Habib sudah takluk dan tidak akan menolak jika diminta untuk mengakui kenabiannya di depan orang banyak. Dengan demikian, seakan-akan itu adalah mukjizat yang diberikan kepadanya, dan kaumnya yang selama ini ditipunya akan semakin tertipu.

Musailamah bertanya kepada Habib, ‘Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah?”

Habib menjawab, “Ya, aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.

Wajah Musailamah langsung pucat.

Musailamah kembali bertanya, “Apakah kamu juga bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”

Dengan mencibir, Habib menjawab, “Aku tidak mendengar.”

Wajah Musailamah semakin merah padam. Rencana busuknya gagal total. Siksaan yang begitu berat tidak membantu.

Semula ia bermaksud mempertontonkan mukjizat palsu di depan umum, namun ia malah mendapatkan tamparan keras yang membuatnya terjerembap dalam kubangan lumpur.

Musailamah marah besar, seperti banteng terluka. la perintahkan algojonya untuk membunuh Habib. Tubuh Habib dicincang sepotong demi sepotong. Namun bibir Habib tidak pernah lepas dari ucapan, “La ilaha illallah, Muhammadar Rasulul-lah.”

Seandainya waktu itu Habib menyelamatkan dirinya dengan berpura-pura mengikuti keinginan Musailamah, dengan tetap memantapkan keimanan dalam dadanya, itu sama sekali tidak mengurangi kualitas keimanannya dan tidak mengotori keislamannya.

Akan tetapi, Habib adalah laki-laki yang ikut dalam Baiat Aqabah bersama ayah, ibu, saudara, dan bibinya. Sejak saat itu, ia sudah mengemban tanggung jawab baiat dan keimanan secara sempurna, tanpa memikirkan nasib diri dan nyawanya.

Baginya, kesempatan ini adalah kesempatan terbaik untuk mencapai puncak tertinggi dari kehidupannya. la ingin merasakan nikmatnya ketegaran, kepahlawanan, pengorbanan, dan kesyahidan dalam mempertahankan kebenaran. Sebuah kemenangan yang lebih indah dari semua kemenangan duniawi.

Sudah banyak pelajaran tentang kepahlawanan yang disuguhkan Islam, dan kali ini Islam ingin menambahkan satu judul lagi, Habib bin Zaid. Dialah teman sekaligus guru kita, agar benar-benar dihayati oleh seluruh manusia. [Cms]

Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom

Previous Post

Menyikapi Keburukan Pasangan dengan Cinta dan Kebaikan

Next Post

Waktu Tidur Siang Balita dan Tanda-Tanda Ia Butuh Tidur Siang

Next Post
Waktu Tidur Siang Balita dan Tanda-Tanda Ia Butuh Tidur Siang

Waktu Tidur Siang Balita dan Tanda-Tanda Ia Butuh Tidur Siang

Angka Perceraian di Bone Meningkat, Muslimah Wahdah Islamiyah Gelar Gema Majelis Taklim untuk Para Ibu

Angka Perceraian di Bone Meningkat, Muslimah Wahdah Islamiyah Gelar Gema Majelis Taklim untuk Para Ibu

Pengertian Hibah dan Apa Bedanya dengan Hadiah?

Pengertian Hibah dan Apa Bedanya dengan Hadiah?

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga