SAHABAT ChanelMuslim, yuk fokus memperbaiki kualitas bacaan agar tak sekadar khatam Al-Qur’an. Ramadan adalah bulan mulia, bulan diturunkannya Al-Quran.
Maka wajar jika umat Islam berlomba-lomba khatam (tamat) membaca Al-Quran, bahkan hingga berkali-kali.
Seorang muslim dan muslimah idealnya memang harus memiliki target khatam selama bulan Ramadan.
Selain karena kemuliaan dan bulan diturunkannya Al-Quran, juga sebagai momentum mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
Sebab ketika Ramadan, setiap huruf yang dibaca, pahalanya akan dilipatgandakan.
Namun, fokus pada pencapaian target belum tentu mendapatkan pahala sesuai banyaknya bacaan. Karena ada hal yang jauh lebih penting untuk difokusi, yakni perbaikan kualitas bacaan Al-Qur’an.
Berkata Imam Al-Jazary Rahimahullah;
وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتْمٌ لازِمُ مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ الْقُرَآنَ آثِمُ
لأَنَّهُ بِهِ الإِلَهُ أَنْزَلا وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلاَ
Artinya: “Membaca Al-Quran dengan tajwid (hukumnya) wajib. Barang siapa yang membacanya tidak dengan tajwid, berdosa.
Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al-Quran dan demikianlah Al-Quran sampai kepada kita.”
Banyak membaca Al-Quran, namun masih sering terjebak dalam kesalahan. Enggan memperbaiki kesalahan terlebih yang terbilang fatal, maka akan mengakibatkan seseorang terjatuh dalam dosa.
Entah kesalahan penyebutan huruf, sifat, maupun hukum bacaannya.
Baca Juga: Terhapusnya Islam, Hilangnya Alquran, dan Musnahnya Orang-orang Saleh
Fokus Perbaiki Kualitas Bacaan Agar Tak Sekadar Khatam Al-Quran
Ada dua kesalahan dalam membaca Al-Quran:
1. Lahn Jaliy (لحن جلي) adalah kesalahan yang jelas, terjadi pada lafaz sehingga merusak aturan bacaan, baik mengubah arti (makna) ataupun tidak.
Kesalahan ini terdapat pada tiga tempat; pada huruf, harakat, dan sukun. Dan terjatuh pada kesalahan ini hukumnya haram.
2. Lahn Khafiy (لحن خفي) adalah kesalahan yang samar pada lafaz sehingga merusak ‘Urf (kaidah bacaan) tanpa merusak makna.
Dan kesalahan ini hanya dapat diketahui oleh orang yang pernah belajar tajwid secara khusus.
Kesalahan ini terjadi karena tidak sempurnanya membaca gunnah (dengung) dan tidak sempurna panjang pendek dalam membaca mad. Kesalahan seperti ini hukumnya makruh.
Terjatuh pada kesalahan dalam membaca Al-Quran merupakan aib yang harus dihindari karena kemungkinan dapat mengubah arti.
Berhati-hatilah dalam membaca Al-Quran, fokus pada perbaikan bacaan huruf demi huruf dan jangan tergesa-gesa dalam mengejar target khatam.
Adapun keutamaan membaca Al-Quran sesuai tajwid, di antaranya:
1. Memperoleh Pahala yang Banyak
Rasululullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu pahala, dan satu pahala itu dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala.
Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi).
Hadis di atas menerangkan bahwa jika membaca satu huruf dalam Al-Quran bisa mendapatkan pahala berlipat ganda, apatah lagi jika membaca satu halaman.
Tapi tentu saja harus sesuai dengan hukum tajwidnya. Terlebih di bulan Ramadan, pahala membaca Al-Qur’an akan dilipatgandakan melebihi pahala di bulan selainnya.
2. Mendapatkan Syafaat pada Hari Kiamat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa wasallam bersabda;
اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
Artinya: “Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia pada hari kiamat akan datang memberi syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim).
Al-Quran akan datang di hari kiamat, hari di mana tidak ada lagi syafaat (pertolongan) selain apa yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Salah satu penolong di hari kiamat adalah Al-Quran. Ia akan datang menolong orang-orang yang dahulu sering berinteraksi dengannya; membaca, menghafalkan, mentadabburi, serta mengamalkannya.
3. Sebagai Kebaikan Bagi Pembacanya
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam;
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Artinya: “Orang yang mahir membaca Al-Quran maka dia akan bersama dengan malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan merasakan kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim).
Seorang yang mahir membaca Al-Quran akan mendapatkan pahala berlipat ganda sesuai dengan baik dan benarnya tajwid setiap huruf yang dibacakan.
Adapun yang masih terbata-bata dan masih berat dalam mengucapkan huruf, maka tetap mendapatkan pahala kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Bersemangatlah dalam mempelajari ilmu tajwid. Datangi majelis ilmu, belajar langsung kepada guru atau ustazah.
Karena perbaikan bacaan ini hanya bisa dilakukan dengan metode Talaqqi (belajar secara langsung berhadapan dengan guru) yang tentunya harus istimror (kontinu) hingga mahir.
Fokus dalam memperbaiki kualitas bacaan Al-Quran agar setiap huruf yang terucap akan memberi balasan pahala yang tak terbatas.
Jadikan momentum Ramadan ini menjadi awal dalam memperbaiki kualitas bacaan.
Tidak sekadar kejar target khatam, tapi utamakan kejar target mendapatkan pahala disebabkan baik dan benarnya setiap huruf yang dilisankan. Wallahu a’lam bisshawab.[ind]
Penulis: Arni Susanti, S.Kep.