ChanelMuslim.com – Enam Fakta Unik tentang Dunia
Dunia itu menggiurkan. Ia menghipnotis jutaan manusia untuk bergerak, hidup, dan mati demi meraihnya. Hanya cinta dan bimbingan Allah subhanahu wata’ala yang bisa membuka tabir sisi gelap wajah dunia.
Meski sangat sementara, fase dunia menjadi faktor penentu ruang hidup manusia selanjutnya. Tragis memang. Di banding fase akhirat, nilai hidup dunia secara matematis menjadi nol, alias tak berharga. Karena berapa pun nilai dunia yang dimiliki jika dibagi dengan bilangan akhirat yang tak terhingga, hasilnya akan menjadi nol.
Baca Juga: Riyadh dan Dubai Rayakan Pekan Dunia Masakan Italia
Enam Fakta Unik tentang Dunia
Berikut ini fakta unik tentang dunia yang jarang disadari banyak orang. Antara lain:
Pertama, tak ada satu kalimat pun dalam Alquran maupun hadis yang memuji nilai dunia. Yang banyak justru sebaliknya. Alquran dan hadis selalu menihilkan bahkan menghinakan nilai dunia.
Salah satu hadis bahkan menyebutkan, kalau sekiranya dunia senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, niscaya tak ada orang kafir yang diizinkan menikmati dunia walaupun hanya seteguk air.
Kedua, siapa yang memiliki sedikit dunia, hidupnya akan aman dan nyaman. Dan siapa yang sebaliknya, hidupnya akan bahaya dan gelisah. Kecuali, orang-orang yang dirahmati Allah.
Sedikit dunia tidak berarti fakir. Sedikit menunjukkan nilai sekadarnya sesuai dengan kecukupan kebutuhan yang pokok yang lazim. Tidak kelaparan dan tidak kesusahan.
Fakta sejarah menunjukkan, individu atau kelompok yang tiba-tiba membangkang Allah bukanlah mereka yang miskin. Justru, mereka yang bergelimang harta. Tidak ada bahaya melebihi dampak pembangkangan terhadap Allah swt. Dan tidak ada kegelisahan yang melebihi dampak ditariknya rahmat Allah dari lingkungan hidup seseorang. Dunia dan akhirat.
Ketiga, tidak pernah ada kata cukup untuk memiliki dunia. Siapa pun yang terobsesi dengan dunia, hanya soal waktu, dirinya akan tenggelam oleh keganasan dunia itu sendiri.
Perhatikanlah siapa yang kerap melakukan perampokan uang negara. Bukan orang miskin dan biasa. Melainkan, mereka yang sudah sangat kaya.
Keempat, dunia merupakan racun yang menyulut perpecahan dan permusuhan. Hanya karena ingin menambah porsi dunia, orang tega memusuhi siapa pun tanpa kecuali. Padahal, cinta dan persaudaraan jauh lebih mahal dari apa pun di dunia ini.
Perhatikanlah keluarga yang ditinggal mati orang tuanya. Karena fitnah warisan, kakak kehilangan cinta adik, begitu pun sebaliknya. Bahkan, ibu kehilangan cinta anaknya, begitu pun sebaliknya. Jatah warisan yang meskipun tidak seberapa bisa mengalahkan persaudaraan dan cinta yang selama ini mereka peroleh.
Kelima, dunia tidak pernah bisa dimiliki seseorang. Siapa pun yang mengklaim telah memiliki ini dan itu, sebenarnya hanya memiliki hak pakai sementara. Hanya ada dua kemungkinan: dunia yang pergi meninggalkannya, atau dirinya yang pergi meninggalkan dunia untuk selamanya.
Dan hak pakai ini tidak akan pernah melampaui batas kebutuhan seorang manusia. Sekaya apa pun, orang hanya akan makan tiga kali sehari dan minum beberapa gelas minum saja. Ia tidak akan bisa makan hingga sepuluh kali sehari misalnya, atau minum bergalon-galon air.
Begitu pun dalam hal tidur dengan aksesoris mewah di sekelilingnya. Tetap saja, alas tidur yang ia butuhkan hanya maksimal 2 kali 2 meter per segi. Begitu dalam hal tempat tinggal, kendaraan, dan lainnya.
Tidak ada jaminan harta yang ia miliki akan membuatnya selalu sehat. Tidak ada jaminan harta yang ia punya akan membuatnya hidup bahagia. Karena sehat dan bahagia bukan perkara materi, melainkan jiwa.
Keenam, dunia yang dihindari akan mendekat, dunia yang dikejar akan menjauh. Fakta ini bisa dilihat dari kenyataan hidup generasi saat ini sebagai buah dari apa yang dilakukan generasi sebelumnya.
Generasi yang paling hebat dan terbukti selalu menghindari dunia adalah generasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat radhiyallahum ajma’in. Tapi lihat fakta berikutnya, justru individu dan bangsa yang paling kaya di dunia saat ini adalah anak keturunan mereka yang saat ini tinggal di Arab Saudi, Qatar, dan sekitarnya.
Hal itu bukan lantaran mereka pandai mencari dan mengelola harta. Tapi lebih karena anugerah Allah yang diberikan kepada siapa yang Ia kehendaki. (Mh)