ChanelMuslim.com – Golongan syaitan atau hizb asy-syaithaan mempunyai tujuan untuk membuat manusia dikuasai oleh syaitan sehingga manusia lupa kepada Allah Subhanahu wa taala dengan cara mengubah dan merusak pemikiran, mental, konsep, perasaan dan segala aktivitas yang dilakukan manusia.
Beberapa strategi syaitan dengan teman-temannya bagi manusia adalah menimbulkan waswas, membuat lupa, memanjangkan angan-angan, membuat indah suatu kebatilan, memberi janji-janji palsu, membuat tipu daya, menghalangi manusia dari jalan Allah subhanahu wa taala, menimbulkan permusuhan di antara manusia, menyuruhnya berbuat keji serta mengatakan pada Allah Subhanahu wa taala apa yang tidak mereka ketahui.
Strategi dan langkah syaitan ini akan mengakibatkan dua keadaan yaitu tadhlil (penyesatan) dan takhwif (penakutan).
Akibat tadhlil adalah manusia akan menyamarkan kebenaran yang membuatnya mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan.
Sedangkan akibat takhwiif adalah menjadikan manusia takut kepada selain Allah Subhanahu wa taala (misalnya takut kepada manusia) yang efeknya adalah hilangnya keberanian sehingga manusia menyembunyikan kebenaran.
Korban-korban tadhlil dan takhwif akan memunculkan pribadi yang tidak bertanggung jawab, tidak punya keberanian dan tidak memiliki dinamisme dalam hidupnya.
Baca Juga: Futur Fenomena Godaan Syaitan
Ciri-ciri Golongan Syaitan
Khutuwaat asy-syaitan (langkah-langkah syaitan) adalah tadhlil (penyesatan) dengan cara waswasah (membisikkan kejahatan).
Prestasi besar syaitan adalah membuat waswas Nabi Adam dan istrinya.
Ini adalah upaya waswas pertama yang dilakukan oleh syaitan iblis.
Di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 20, Allah berfirman:
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:
“Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menajdi orang yang kekal (dalam surga)”.
Pekerjaan syaitan adalah membuat waswas. Syaitan berkata bahwa Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini.
Sebenarnya ada sesuatu di balik ini, Tuhanmu tidak melarang kamu untuk mendekati atau memakan buah ini.
Kecuali, Dia tidak ingin kamu abadi di surga. Kalau kamu mau abadi dan menjadi raja, menjadi malaikat yang suci, makanlah buah ini.
Allah sebenarnya telah melarang jangan mendekati pohon, apalagi menikmati buahnya. Allah menyatakan bahwa semua boleh dilakukan dan boleh dimakan, kecuali pohon larangan ini.
Jadi peristiwa ini tidak semata-mata bentuk pembangkangan Nabi Adam tetapi yang terjadi adalah Nabi Adam mempunyai keinginan (memakan buah larangan) tapi keinginannya itu (dikuatkan dengan bisikan yang) dipalsukan oleh iblis.[ind]
Bersambung…
sumber: Hizb Asy-Syaithaan. Dr. Irwan Prayitno. Pustaka Tarbiatuna: 2002.