BOSAN hidup. Suatu hari, seorang pengusaha bertanya kepada seorang ustaz terkait dengan ingin hidup bahagia tapi sulit, sebaliknya, hidupnya terasa hambar dan biasa saja.
“Ustaz…kenapa ya kok saya merasa bosen dengan hidup saya yang gini-gini terus, hambar, enggak ada variasinya, enggak ada nikmatnya. Bosen saya, Ustaz. Pengen bahagia tapi kok sulit ya?”
Sang Ustaz pun menjawab:
“Owh…mungkin saat ini, Allah juga lagi bosen sama Abang.”
“Allah bosen sama saya? Maksudnya gimana, Pak Ustaz?” tanya si pengusaha kembali.
Baca juga: Jangan Bosan Meneladani Nabi
Bosan Hidup
Ustaz menjelaskan:
“Mungkin Allah capek nyari Abang enggak pernah ketemu-ketemu. Dicari di antara ahli dhuha, Abang enggak ada.
Dicari di antara ahli tahajud juga enggak ada. Dicari di antara ahli puasa sunnah juga enggak ada. Dicari di antara ahli sedekah juga enggak keliatan.
Dicari di antara ahli Qur’an, situ juga enggak ada. Dicari di antara yang menuntut ilmu apalagi. Terus Allah mesti nyari Abang ke mana lagi untuk membuat Abang bahagia..?”
Lalu… menangislah si pengusaha tersebut sambil mengusap air matanya, dia beristighfar.
Segeralah kembali kepada Allah, mendekatlah kepada Allah.
Ustaz Satria Hadi Lubis menekankan, hanya Allah satu-satunya yang bisa menenteramkan hidup kita, membuat hati bahagia.
View this post on Instagram
Para sahabat dan para ulama biasa melantunkan doa agar hidup bahagia.
Doa itu penuh dengan kata-kata bermakna dan kesungguhan kepada Allah Subhanahu wa taala untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Berikut doa agar hidup bahagia yang diucapkan oleh para sahabat dan ulama.
Doa Umar bin Khathab Radhiallahu ‘Anhu:
: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي أَهْلِ السَّعَادَةِ فَأَثْبِتْنِي فِيهَا، وَإِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي فِي أَهْلِ الشَّقَاوَةِ وَالذَّنْبِ فَامْحُنِي وَأَثْبِتْنِي فِي أَهْلِ السَّعَادَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، فَإِنَّكَ تَمْحُو مَا تَشَاءُ وَتُثْبِتُ، وَعِنْدَكَ أُمُّ الْكِتَابِ
Ya Allah jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang berbahagia maka tetapkanlah aku di dalamnya, Jika Engkau catat diriku pada golongan orang yang sengsara dan berdosa maka hapuslah namaku,
dan tetapkanlah aku bersama golongan orang yang berbahagia dan mendapat ampunan, karena Engkau Maha Kuasa menghapus apa yang Kau kehendaki dan menetapkan apa yang Kau kehendaki, karena dalam kuasa-Mulah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).[ind]