ChanelMuslim.com- Hari ini tepat tanggal 12 Rabiul Awal. Hari di mana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan di Mekah. Dan momen kelahiran atau Maulid ini menjadi peningkat rasa cinta dan keteladanan terhadap Nabi.
Sebagian umat Islam di dunia saat ini menjadikan momen tanggal kelahiran Nabi sebagai tadzkirah atau pengingat untuk menyegarkan kembali rasa cinta dan teladan terhadap Nabi. Termasuk kita di Indonesia.
Tanpa seruan dan komando, masjid-masjid, musholah, dan ormas Islam menyelenggarakan peringatan Maulid tersebut. Tujuannya sama: menjadikan momen ini untuk kembali menyegarkan semangat untuk beruswah kepada Nabi melalui sunnah-sunnahnya.
Dengan kata lain, momen peringatan tentang sejarah ini tidak semata-mata dijadikan acara ritual saja. Tapi dimaknai sebagai pelajaran tadi.
Jangan sampai umat begitu gencar menghadiri Maulid di berbagai tempat, tapi tidak mengenal sosok Nabi dan keluarganya. Seperti, siapa orang tua Nabi, istri-istri beliau, dan anak-anaknya.
Memahami sedikit tentang keluarga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan mendapatkan gambaran seperti apa keadaan kehidupan beliau, kesabarannya, kesungguhan dan semangatnya, serta rasa cintanya kepada umatnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok Al-Qur’an yang hidup. Memahami semua episod hidupnya sama dengan memahami isi Al-Qur’an. Dari situlah umat bisa memahami dan mengamalkan Al-Qur’an secara praktis.
Contoh, apa visi berkeluarga Nabi, bagaimana interaksi beliau dengan istri dan anak-anaknya, seperti apa hubungan Nabi dengan para tetangga yang muslim maupun non muslim, dan seterusnya.
Juga tentang cara Nabi mencari nafkah hidup. Cara bagaimana beliau berbisnis, bagaimana melakukan sharing keuntungan dengan para dhuafa, dan mana yang boleh dan terlarang dalam mengolah keuangan.
Cermati episod-episod itu dan pahami. Insya Allah, momen peringatan Maulid Nabi akan menjadi peningkat, bukan hanya rasa cinta kepada Nabi, tapi juga peningkat iman dan amal kita dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad, wa’ala alihi, washohbihi wasallim. [Mh]