MEMBIARKAN manusia menilaimu tidak ada salahnya selama kita benar-benar telah melakukan kebaikan. Penilaian seseorang bisa jadi koreksi kesalahan yang ada pada diri kita yang terkadang kita luput.
Jika penilaian orang tersebut salah atau tidak patut sebenarnya kita tidak punya kontrol atas sikap mereka, yang bisa kita lakukan adalah berperilaku sewajarnya dan tetap menunjukkan sikap yang baik.
Ustaz Faisal Kunhi M.A menyampaikan sebuah pepatah sebagai berikut:
مادمت لم تخطيء بحق أحد، دع الناس يرونك كما يريدون لا تهتم
“Selama kamu tidak berbuat salah terhadap seseorang, maka biarkan saja orang-orang itu menilaimu sesuai yang mereka inginkan, jangan jadikan pikiran.”
Baca Juga: Siksa Kubur Tidak Bisa Didengar oleh Manusia
Biarkan Manusia Menilaimu
Penjelasan:
Kita tidak bisa memaksa orang untuk menilai baik terhadap diri kita, karena yang menjadi kewajiban kita adalah berbuat baik dan konsisten di atas jalan tersebut, sedangkan apa yang ada di fikiran orang tentang diri kita, kita serahkan kepada Allah yang menguasai apa yang tampak dan tidak tampak.
Jawablah setiap fitnah yang ditujukan kepada kita dengan berbuat baik, maka pasti fitnah itu lambat laun akan hilang dan tertutup dengan kebaikan yang kita lakukan, dan kelak mereka yang menfitnah akan berfikir bahwa ternyata apa yang mereka katakan selama ini tidak benar.
Maka tugas kita hanya beramal dengan cerdas dan ikhlas dan tidak usah peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang yang di hatinya sudah ada penyakit dengki dan dendam, namun jika yang disampaikan berupa saran dan nasihat yang membangun, sebagai seorang yang beriman tentunya kita harus menerimanya dengan lapang dada, karena menolak nasihat itu adalah ciri dari kesombongan yang tertanam di dalam jiwa.
Allah berfirman:
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُون
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At Taubah: 104)
Mujahid berkata: Ayat ini merupakan ancaman dari Allah bagi orang yang melanggar perintah-Nya. Yaitu bahwa amal perbuatan mereka akan ditampakkan kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang yang beriman. Yang demikian itu pasti akan terjadi pada hari kiamat kelak, sebagaimana firman Allah, “Pada hari itu kalian dihadapkan ke Rabb kalian, tiada sesuatu pun dari keadaan kalian yang tersembunyi bagi Allah.” (QS. Al Haqqoh: 18).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa’ad dari Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,“Sekiranya salah seorang dari kalian beramal di dalam batu yang keras yang tidak ada pintu dan lubang, niscaya Allah akan perlihatkan kepada manusia bagaimanapun caranya”.
Bahkan Allah juga akan memperlihatkan amal kita kepada kerabat-kerabat kita yang sudah mendahului ke alam barzakh, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Dawud Ath- Thayalisi: Dari Jabir bin Abdullah, ia menceritakan bahwa Rasulullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan kalian akan diperlihatkan ke hadapan kerabat dan keluarga kalian di alam kubur mereka. Apabila berbuat baik, maka bergembiralah mereka dan apabila berbuat buruk, maka mereka berkata: ‘Ya Allah ilhamkan kepada mereka supaya berbuat ta’at”. Demikian dijelaskan dalam tafsir “Ibnu Katsir”.
Maka tugas kita adalah berbuat sebaik-baiknya, jika kita melakukannya dengan ikhlas, maka Allah yang akan memperlihatkan amal itu kepada orang-orang yang beriman bahkan kepada yang sudah wafat, bahwa kita telah melakukan yang terbaik.
Karena jika sendiri yang berusaha untuk memperlihatkannya kita akan letih dengan sendirinya karena sibuk meraih simpati dan ridha manusia yang tidak pernah puas dan selalu melihat kekurangan dari apa yang kita kerjakan.
Jangan terpenjara dengan apa yang diucapkan oleh orang lain selama engkau di jalan Allah, karena mereka tidak menjadi penentu surga atau nerakamu, teruslah beramal sampai kematian memberhentikan semua gerak gerikmu.
Teruslah berkarya, jangan habiskan hidupmu hanya meladeni komentar orang-orang yang bodoh; ketahuilah hidup ini singkat sedangkan kewajiban yang harus kita lakukan banyak.
Hidup itu kita yang menjalankan dan Allah yang menentukan, tetapi sering sekali orang lain yang mengomentari, hiraukan saja selama itu tidak penting dan tidak membawa perubahan dalam hidupmu.
Jangan pusing dengan apa yang orang katakan tentang kita, karena dalam hidup ini selalu saja ada orang yang ingin melihat kita gagal. [Ln]