ChanelMuslim.com – Bersama Raih Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, oleh: Dr. Atabik Luthfi, Lc, M.A.
Allah swt berfirman,
وَلَیَالٍ عَشۡرࣲ
“Dan demi malam sepuluh” (QS. Al-Fajr: 2)
Ibnu Abbas, Zubair, Mujahid, serta mayoritas ulama memahami maksud sepuluh malam adalah 10 hari pertama dzulhijjah
Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah saw bersabda,
إن العشر عشر الأضحى، والوتر يوم عرفة، والشفع يوم النحر
“Sesungguhnya maksud 10 itu adalah 10 Adha (Dzulhijjah), dan yang dimaksud dengan “ganjil” adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah hari raya Idul Adha”. (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Baca Juga: Amalan di Bulan Dzulhijjah, Puasa Hari Arafah
Bersama Raih Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw juga bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun“. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Kita awali dengan bersyukur kepada Allah swt, atas anugerah keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah, dengan berusaha bersama meraih keutamaannya
Memperbanyak amal shalih, seperti shalat sunnah, puasa sunnah, membaca Alquran, berdzikir, berwakaf, dan berinfak shadaqah
Menguatkan niat untuk melaksanakan ibadah kurban di hari raya Idul Adha, dan hari tasyrik.
Mengamalkan sunnah bagi yang berniat kurban, di antaranya tidak memotong kuku dan rambut, hingga menyembelih hewan kurban. Sebagaimana hadits Ummu Salamah ra, Rasulullah saw bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ
“Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzulhijjah (telah ditetapkan satu Dzulhijjah) dan kalian ingin berkurban, maka hendaklah yang berkurban membiarkan (artinya tidak memotong) rambut dan kukunya”. (HR. Muslim)
Hukum tidak memotong rambut dan kuku bagi yang berkurban bersifat sunnah, tidak menggugurkan sahnya ibadah kurban
Memperbanyak istighfar dan munajat, agar kita dihindarkan dari fitnah, musibah dan bencana.
Mengikuti protokol kesehatan dalam prosesi shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.[ind]