BEBAN lisan sangatlah banyak, tidak sekedar mengeluarkan ribuan kata-kata namun ada tugas untuk menyaring dan mengendalikannya supaya ia terjaga dari kata-kata kotor yang menimbulkan perselisihan serta berfungsi sesuai dengan standar-standar kebaikan.
Menjaga lisan tidak hanya menghindari kawan atau kerabat kita sakit hati namun untuk mengungkap kebenaran dengan bijak dan tepat. Itu artinya menjaga lisan tidak hanya diam atau menahan diri dari perkataan buruk.
Namun juga menggunakannya untuk hal-hal yang membawa maslahat, seperti melawan orang yang menghina agama maupun mengungkapkan kebenaran di hadapan hakim ataupun orang yang bersangkutan.
Baca Juga: Menjaga Istiqamah dengan Menjaga Hati dan Lisan
Beban Lisan Sangatlah Banyak, Maka Jagalah dengan Baik
Ibnu Al-Azraq dalam kitabnya yang berjudul Badai’ as-Suluk menulis 100 lebih deretan perintah-perintah pada lisan dan larangan-larangannya.
Bentuk ringkas dari menjaga lisan ini difirmankan oleh Allah dalam tiga ayat berikut ini:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.(An-Nisa’: 114)
Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (Al-Mujadilah: 9)
Ini artinyanya beban lisan sangatlah banyak, maka menjaganya sangatlah penting karena menentukan kedudukan dan martabat manusia.
Kamu akan dapat melihat kualitas pikiran seseorang saat apa yang dikatakannya bermanfaat, bijak, santun dan tak mudah tersulut mengucapkan kata-kata kotor saat ada yang menghinanya.
Pengetahuan tentang keburukan adalah salah satu upaya menjaga lisan dari mengatakannya, jika tidak, kita tidak akan tahu kualitas perkataan kita.
Imam Al-Ghazali mengatakan, “Aku mengetahui keburukan bukan karena keburukan, namun untuk membentengi diri darinya.
Barangsiapa tidak mengetahui keburukan, niscaya dia akan masuk ke dalamnya.” [Ln]