• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 24 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Analisis Ilmiah: Kondisi Otak saat Berdoa

September 12, 2025
in Khazanah, Unggulan
Analisis Ilmiah: Kondisi Otak saat Berdoa

Foto: AboutIslam

68
SHARES
524
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

BAGAIMANA sebenarnya kondisi otak saat seorang hamba melakukan doa?

Sejak awal mula waktu, para filsuf, psikolog, ilmuwan, dan banyak lainnya selalu mempertanyakan keberadaan Tuhan.

Dilansir dari aboutislam, menurut penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir, kepercayaan kepada Tuhan bukan sekadar permainan pikiran atau kepercayaan terhadap hal yang tak terlihat, melainkan kenyataan.

Dr. Andrew Newberg, MD, dari Rumah Sakit Universitas Thomson Jefferson dan Fakultas Kedokteran, menemukan perbedaan dalam aktivitas otak individu yang taat beragama sebelum berdoa, setelah berdoa, dan individu ateis sebelum bermeditasi dan setelah bermeditasi.

Perbedaan tersebut ditemukan di bagian otak terpenting, lobus frontal. Ia mempelajari efek doa pada otak manusia dan apa yang terjadi di dalam kepala mereka saat berdoa dengan menyuntikkan pewarna radioaktif yang tidak berbahaya ke subjek dan mengamati mereka melalui mesin pemindai. Ia mengamati pemindaian otak para Imam Muslim, biksu Tibet, dan ateis yang bermeditasi.

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Memahami Lobus Frontal

Ada enam komponen di dalam otak; lobus frontal, lobus parietalis, lobus oksipital, lobus temporal, otak kecil, dan batang otak.

Lobus frontal ini mewakili hampir sepertiga dari keseluruhan otak. Lobus ini merupakan area otak terakhir yang berkembang dan yang pertama kali mengalami penurunan aktivitas seiring bertambahnya usia. Lobus frontal adalah pusat kendali otak, bosnya otak, dan terletak tepat di belakang dahi.

Lobus frontal terutama terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, memori kerja, pengelolaan diri, dan pengelolaan emosi.

Lobus frontal menentukan kepribadian seseorang dan bertanggung jawab atas kemampuan kognitif mereka. Selain itu, lobus frontal aktif selama percakapan, dan memungkinkan seseorang untuk berbicara dan mendengarkan secara aktif.

Lobus frontal menentukan kepribadian seseorang dan bertanggung jawab atas kemampuan kognitif mereka. Selain itu, lobus frontal aktif selama percakapan, dan memungkinkan seseorang untuk berbicara dan mendengarkan secara aktif.

Analisis Ilmiah: Kondisi Otak saat Berdoa

Pemindaian Aktivitas Otak

Mereka berasal dari pemindaian SPECT, uji pencitraan nuklir, yang menggunakan zat radioaktif dan kamera khusus untuk mengamati cara kerja organ dengan menciptakan gambar 3D.

SPECT, tomografi terkomputasi emisi foton tunggal (SPECT), memungkinkan pengukuran aliran darah. Semakin banyak aliran darah di suatu area otak, semakin aktif area tersebut (merah > kuning > hijau > biru > hitam).

Setelah pemindaian doa, lobus frontal perawat, beserta pusat bahasanya, menunjukkan peningkatan aktivitas.

Peningkatan aktivitas lobus frontal, yang bertanggung jawab atas perhatian dan percakapan, menunjukkan bahwa ketika seseorang berdoa, ia sedang terlibat dalam percakapan dengan Tuhan yang menyerupai percakapan fisik.

Dengan kata lain, hanya dengan mengamati hasil pemindaian, seseorang dapat dengan mudah salah mengira bahwa berbicara kepada Tuhan sama dengan berbicara kepada seseorang di dunia nyata.

Kedua percakapan tersebut, menurut hasil pemindaian SPECT, tidak dapat dibedakan.

Demikian pula, gambar di sebelah kanan juga menunjukkan menurunnya aktivitas bagian otak yang bertanggung jawab atas orientasi, yang terletak di lobus parietal.

Menurut Dr. Newberg, hal ini disebabkan oleh konsentrasi penuh otak selama berdoa dan bermeditasi yang menghalangi masukan sensorik dan kognitif dari luar. Akibatnya, aktivitas area orientasi pun menurun.

Atheis dan Doa

Gambar-gambar di atas, yang diambil sebelum dan sesudah seorang ateis bermeditasi dan merenungkan keberadaan Tuhan, tidak menunjukkan tingkat aktivitas korteks frontal otak yang sama.

Tidak ada perbedaan relatif antara pemindaian otak yang dilakukan sebelum dan sesudah meditasi.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin membuktikan bahwa bagi individu yang tidak percaya kepada Tuhan, meditasi tidak memberikan perbedaan dan peningkatan tingkat aktivitas yang sama seperti bagi orang yang percaya.

Baca juga: Abu Hurairah Otaknya Gudang Pengetahuan

Hal ini karena bagi seorang ateis, Tuhan tidak terbayangkan.

Ketika orang beriman menggambarkan perasaan mereka kepada Tuhan, gambaran mereka bukanlah sekadar imajinasi.

Gambaran tersebut merupakan realitas fisik. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengklaim bahwa Tuhan hanya ada di dalam otak, otaklah yang mengkristalkan realitas.

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, firman-firman Allah seolah semakin kokoh.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa kitab suci diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam.

Sesungguhnya, sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, “Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di ufuk-ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan tidakkah cukup bagi Tuhanmu bahwa Dia menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Surat Fussilat 41:53).[Sdz]

 

Tags: Analisis Ilmiah: Kondisi Otak saat Berdoa
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Hisab Bayi yang Meninggal

Next Post

Bolehkah Self Diagnose saat Burnout

Next Post
Tanda-tanda Orang yang Suka Menekan Emosinya

Bolehkah Self Diagnose saat Burnout

Manfaat memasak makanan untuk keluarga

Manfaat Memasak Makanan untuk Keluarga

Jangan Mengungkap Keburukan Anak

Jangan Mengungkap Keburukan Anak

  • Tafsir Al Munir

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5073 shares
    Share 2029 Tweet 1268
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1513 shares
    Share 605 Tweet 378
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3136 shares
    Share 1254 Tweet 784
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7544 shares
    Share 3018 Tweet 1886
  • Nafkah Anak Kandung Lebih Utama

    209 shares
    Share 84 Tweet 52
  • Buka Aura, Bagaimana Hukumnya menurut Syariah?

    5396 shares
    Share 2158 Tweet 1349
  • Gelar Seminar Kebangsaan, KB PII Sulsel Hadirkan Ketua MPR RI

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Khutbah Jumat: Hisablah Dirimu Sebelum Dihisab

    135 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Empat Kebaikan Dunia dan Akhirat

    848 shares
    Share 339 Tweet 212
  • Dalil Membaca Allahumma Ajirni Minannaar

    1041 shares
    Share 416 Tweet 260
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga