ChanelMuslim.com – Alasan kata Marhaban sering dipakai untuk menyambut Ramadan adalah karena kata tersebut diambil dari kata Rahaba yang artinya luas atau lapang. Artinya adalah Ramadan harus disambut dengan hati yang lapang.
Baca Juga: Mam Fifi: Marhaban Ya Ramadan untuk Semua Keluarga Muslim
Menyambut Ramadan dengan Penuh Kegembiraan
Hal tersebut disampaikan oleh K.H. Arif Zamhari dalam acara “Kajian Online Ramadan IISB” pada Sabtu, (17/4/2021) yang diselenggarakan oleh Indonesian Islamic Society of Brisbane (IISB)
Ia menjelaskan bahwa Ramadan ini adalah tamu yang harus disambut dengan penuh kegembiraan.
Oleh sebab itu, umat Muslim harus melakukan apa pun atau menjamu dengan sebaik mungkin untuk menghormati tamu tersebut.
“Kita harus menyambutnya dengan gembira. Tidak menggerutu karena nggak bisa lagi makan atau ngopi siang-siang. Kita berharap dengan Ramadan ini, jiwa kita diasah dan diasuh,” kata K.H. Arif.
Ramadan itu seperti halnya kita menempuh perjalanan yang panjang, perjalanan yang penuh rintangan.
Ada nafsu, godaan, dan lain sebagainya.
Namun, kuatkanlah tekad dan yakinlah bahwa di ujung perjalanan tersebut ada sebuah kebahagiaan yang menanti.
Baca Juga: Marhaban Ya Ramadan
Perbedaan Kata Marhaban dan Ahlan Wa Sahlan
Kemudian, beliau juga menyampaikan terkait perbedaan kata Marhaban dan Ahlan Wa Sahlan.
Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu selamat datang.
Akan tetapi, memiliki konteks yang berbeda.
“Dalam konteks Ramadan, para ulama tidak menggunakan kata Ahlan Wa Sahlan karena Ahlan itu artinya keluarga dan Sahlan itu mudah. Oleh sebab itu, kalau tamu yang datang ke rumah kita anggap sebagai keluarga dan kita terima juga dengan mudah,” jelas K.H. Arif.
Oleh sebab itu, kata Ahlan Wa Sahlan lebih tepat digunakan ketika ada tamu yang merujuk kepada makhluk hidup.
Sementara itu, kata Marhaban seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah merujuk kepada pengertian luas dan lapang.
Dalam artian, kita harus menyambut Ramadan dengan perasaan yang bahagia, lapang, dan penuh suka cita.
Selain itu, Ramadan juga menjadi momen untuk mempersiapkan bekal menuju Allah.
Bekal itu adalah berupa melakukan kebaikan-kebaikan dengan cara melawan nafsu agar kita bisa tetap semangat melaksanakan ibadah di malam hari. [Ind/Camus]