ISTILAH halal bi halal hanya dikenal di Indonesia. Tidak hanya saling bertemu, namun juga mendapat amalan sunnah di dalamnya.
Halal bi halal adalah sebuah acara pertemuan pasca Ramadan.
Antar warga, antar keluarga, antar karyawan perusahaan dan lembaga.
Sebagian mengistilahkan juga dengan liqa’us syawal atau pertemuan di bulan syawal.
Lalu, apa saja amalan sunnah yang didapatkan dalam pertemuan tersebut?
Pertama, menyambungkan persaudaraan.
Menyambungkan rasa persaudaraan antar teman, tetangga, karyawan agar tumbuh saling menyayangi, mengasihi dan menebar kedamaian sangatlah dianjurkan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman dan tidak sempurna iman kalian hingga saling mencintai.
Maukah aku kabarkan satu amalan jika kalian amalkan kalian akan saling mencintai? (Yakni) Sebarkan salam di antara kalian. (HR. Muslim).
Lebih lagi menyambungkan tali persaudaraan sedarah atau senasab.
Baca juga: Halal Bil Halal SMP JISc Kodam Berlimpah Makanan, Para Murid Diingatkan tentang Syukur
3 Amalan Sunnah saat Halal Bi Halal
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam An-Nisa ayat 1:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah, dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala. Sedekah dan silaturahmi. (HR. Tirmidzi).
Kedua, saling memaafkan. Dosa sesama manusia akan menjadi beban tuntutan kelak di akhirat.
Karena itu harus saling membebaskan di dunia.
Seorang selangkah lagi ke surga dengan membawa segunung pahala ibadah pun akhirnya dapat mundur lalu dilemparkan ke neraka, hanya karena banyak kaitan dosa dengan sesama.
فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْۖ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١
Maka, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang mukmin.” (Al-Anfal:1)
Ketiga, nuansa dakwah. Pada umumnya dalam acara halal bi halal disisipi acara tausiyah.
Tentu ini momen baik untuk menyampaikan dakwah. Momen tersebut bisa disampaikan pesan dan gagasan Islam.
Bisa jadi dari hasil halal bi halal muncul gagasan amal yang nyata.
Seperti pengumpulan dana untuk membantu korban bencana alam dan lainnya.
۞ لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍ ۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا ١١٤
Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar. (An-Nisa:114).
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]