ChanelMuslim.com – Saat musim pancaroba, cuaca yang berubah mengubah tekanan udara, suhu, serta komposisi udara. Hal ini menciptakan kondisi yang sesuai untuk tempat berkembangnya kuman dan virus.
Adanya cuaca berubah dan penyebaran virus, anak seringkali mengalami batuk berdahak. Banyak orang tua, khususnya para ibu yang masih menganggap sepele batuk berdahak sang anak.
Menurut Dokter Eni Gustina, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Indonesia, orang tua harus memastikan batuk yang diderita anak berpotensi biasa saja atau justru akan berbahaya.
“Saat batuk, cek tenggorokan enak atau ngga saat nelen makanan. Itu tanda awalnya. Kalau para ibu memastikan anaknya, memang agak sulit ya. Tapi cek, apa anak itu beringus atau demam,” ujar dokter Eni Gustina saat ditemui ChanelMuslim.com di acara konferensi pers Bisolvon, Jakarta, Selasa (19/02).
Saat mengalami batuk, para ibu tidak boleh langsung memberi atau menganjurkan untuk minum obat antibiotik. Berikan obat yang aman terlebih dahulu. Obat tanpa resep yang boleh dijualbelikan secara bebas banyak di toko ataupun apotek, kecuali antibiotik karena obat tersebut hanya bisa diresepkan oleh dokter.
Pilihlah obat yang aman dan sudah terdaftar di BPOM. Hal ini disebakan, obat yang sudah terdaftar teruji khasiatnya.
Anak-anak yang sudah berikan obat, tapi batuk masih belum hilang perlu dibawa ke dokter. Hal ini penting, terlebih saat anak sudah dua minggu lebih merasakan batuk berdahak. Model batuk berdahak pun harus paling dikhawatirkan, sebab ditakutkan terjadi infeksi berkelanjutan.
Selain itu, ketika anak sedang mengalami batuk berdahak dianjurkan untuk tidak memakan gorengan, minum air dingin atau permen. Hal ini disebabkan bisa memperburuk batuk berdahak.
Namun, tergantung daya tubuh masing-masing. Jika daya tubuh kuat, efek makanan atau minuman tersebut tidak terlalu parah.
Kalau daya tahan tubuh menurun, badan panas, demam, batuk bahkan lebih dari dua minggu ditakutkan akan ada terjadi infeksi. Jadi sebaiknya memang dihindari,” tutupnya. (Firda)