YANG sangat mengagumkan bagi saya, ia lebih sering bercerita tentang kebahagiaan hidupnya sebagai penjual tape.
Bukan bercerita tentang kegetiran hidup yang dialami.
Bukan tentang kesulitan, kepahitan, atau kesedihan.
Mungkin karena kegetiran itu sudah dirasakan setiap hari, maka menjadi tidak berasa lagi baginya.
Yang lebih ia rasakan adalah kegembiraan, maka itu yang selalu diceritakan.
Ia selalu antusias menceritakan kegembiraan yang dirasakan ketika ada “orang-orang penting” membeli tape singkongnya, bahkan selalu mengulang cerita tentang seorang dokter yang berlangganan membeli tapenya.
Sang Kakek tidak bosan mengulang dua cerita ini setiap kali bertemu saya, sampai saya menjadi hafal ceritanya.
Sungguh kegembiraan yang luar biasa bagi Kakek, bahkan kehormatan.
Contoh kegembiraanya seperti ini, “Yang membeli tape saya itu orangnya bermobil. Mobil mereka bagus-bagus”, cerita sang Kakek dengan wajah berbinar-binar saking bahagianya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ia merasa bangga, bahagia bahkan terhormat, karena pembeli tapenya adalah orang-orang bermobil.
Saya bayangkan, mereka yang punya mobil belum tentu sebahagia kakek itu.
Namun Kakek yang tidak punya mobil, justru merasakan kebahagiaan yang belum tentu didapatkan oleh para pemilik mobil.
Begitulah cara ia mensyukuri dan menikmati hidup.
“Pelanggan tape saya itu ada pak Dokter. Dia selalu membeli tape saya. Kata pak Dokter, tape saya enak, mengandung banyak vitamin”, ujar Kakek dengan mata berbinar-binar bangga.
Ia merasa bahagia bahkan terhormat, karena pembeli tapenya adalah seorang dokter yang memuji tapenya.
Barangkali ia ingin berpesan, hidup itu terlalu indah untuk dikesali.
Nikmati saja semua problematika dalam kehidupan, agar kita selalu bahagia walau penuh dengan keterbatasan, walau ada banyak permasalahan.
Keluarga Bahagia, Pandai Mensyukuri Nikmat (2)
Keluarga Bahagia, Pandai Menikmati Kehidupan
Demikian pula dalam kehidupan keluarga.
Semua keluarga pasti memiliki persoalan.
Semua keluarga memiliki beban kehidupan. Tak ada keluarga yang tak memiliki masalah.
Yang membedakan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, bukan terletak pada adanya masalah atau tidak adanya masalah.
Yang membedakan adalah bagaimana sikap mereka terhadap masalah tersebut.
Ada yang suka mendramatisir masalah keluarga, hingga dibawa ke ranah medsos.
Masalah akan tampak dramatik dan runyam, karena diumbar ke media.
Baca juga: Keluarga Bahagia, Pandai Mensyukuri Nikmat (1)
Ada yang tak pernah bisa keluar dari masalah, sehingga sepanjang kehidupan selalu dirundung masalah.
Seakan masalah tak pernah ada habisnya.
Ada pula yang lebih memilih untuk mencari langkah nyata, menyelesaikan berbagai permasalahan.
Mereka pandai mengelola dan menyelesaikan setiap permasalahan yang datang.
Dengan cara ini, masalah akan teredam dan cepat mendapatkan penyelesaian.
Jika anda membuat syarat untuk bahagia, maka anda tak akan pernah mendapatkannya.
Misalnya anda membuat syarat, “aku akan bahagia apabila masalah ini sudah selesai”.
Padahal ketika satu masalah selesai, akan segera bertemu masalah yang lain lagi.
Begitulah tabiat kehidupan. Ungkapan motivasi “badai pasti berlalu”, itu hanyalah sepotong kalimat.
Masih ada potongan berikutnya, yaitu “dan pasti akan datang badai lagi setelah itu”.
Hanya saja potongan kedua ini tidak disukai manusia. Maka syukurilah setiap karunia dariNya.
Nikmati kehidupan berumah tangga dengan segala suka dukanya.
Jalani dengan ketaatan terhadap petunjuk dariNya. Niscaya hidup kita akan selalu bahagia.
Keluarga kita akan selalu bahagia.[Sdz]