Chanelmuslim.com – Anak-Anak dan Persiapan Menyambut Tamu
“Jangan pakai piring yang itu, jangan banyak pakai gelas, sendok cuci cepat-cepat. Jangan duduk situ,” Seruku cetewet pada Anak-anak. Anakku bingung, mau duduk dimana? Kesibukan akhir beres-beres rumah karena mau ada tamu bikin anak-anak ikut bingung. Mau bantuin gak tahu bantu apa, yang ada umminya gagap, “eh, ambil itu.” Tapi gak jelas ambil apaan. Anakku lalu tanyam “ambil apa mii? Yang bener dong kalau ngomong.”
Mereka nunggu di depan pintu, nunggu instruksi selanjutnya. Lagi sibuk-sibuknya nyedot debu , di sini semuanya vacum cleaner gak kenal sapu. Tiba-tiba si Ben hilang, gak ada suaranya. Panik! Khawatir dia main ke taman depan rumah sendirian. Duh…
“Kakak, Ben hilang cari di taman.”
Baca Juga: Belajar Adab Bertamu dari Dua Pengetuk Pintu di Zaman Khilafah Utsmani
Anak-Anak dan Persiapan Menyambut Tamu
Semua kakaknya lari keluar, yang satu ke kiri, yang satu ke kanan, yang satunya gak pakai sandal terengah-engah, “Gak ada mii…” Oalah Ben, umi mau nangis, tiba-tiba terdengar suara, “Miuuuu .. ”
Di mana Benn? Kami ikutin suara, ya ampun lagi gerogotin spagheti kering di pojokan belakang tempat tidur. Walau kesal karena kamar jadi berantakan lagi, tapi lega si Ben gak jadi hilang. Aku ingat cerita anak tetangga lain kompleks yang anaknya di sodomi sama waria tetangganya sendiri, harus extra hati-hati jaga anak laki zaman sekarang, gak cuma anak prempuan aja. Suamiku menenangkan “bener kan kataku, anak-anak pulang aja.
Semakin lama mereka di sini , rumah semakin berantakan.” Ya, suamiku benar, tadinya aku kesal karena suamiku pulang duluan dan anak-anak mau di bawa. Aku merasa kayak pembantu setengah cinderella yang ditinggal pangerannya dengan membawa semua sepatu kaca, ATM, obat-obatan dan emas permata. Tapi ternyata suamiku benar, kalau lagi beres-beres rumah mendingan anak-anak gak ada, atau di bawa pergi.
Kalau tidak pergi, maka mereka dengan wajah tak bersalah tidur-tiduran di atas tempat tidur yang udah rapih dan emang enak banget buat di tidurin. Terus ikut makan kue-kue yang untuk tamu, masuk-masuk ke lemari yang udah rapih, nyoba-nyobain teh, ngaduk ngaduk kopi, makan mie di karpet. Kemudian ikutin aku kemana -mana. Pas aku duduk meluk-meluk gak penting, mau di omelin terus gak tega. Ya udah mendingan suruh pulang aja deh.
Tapi, akhirnya mereka minta maaf dan ngasih bunga, mobil-mobilan dan susu coklat (hedeuh emaknya makin ndut deh, dikasih makanan yg bergizi banget). Aku menyiapkan 3 kamar buat Aa Gym dan rombongan, terserah mau pakai yang mana dan aku sama anak putriku ngungsi, hihi… Nanti tunggu kisah selanjutnya judulnya “Aku di Pengungsian.” Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). (w)