SUASANA Ied di negeri orang.
Tidak ada penyembelihan sapi, qurban kebanyakan disalurkan ke negara-negara yang membutuhkan seperti Syria, Palestina. Karena di Perth ini tak ada fakir.
Setelah sholat Ied bersama, ibu-ibu panitia menyediakan pie isi daging dan satu botol minuman untuk membatalkan puasa, sebelum banyak orang pergi kerja kembali.
“Maaf yaa bu Fifi, saya jalan dulu, mau kerja“.
Kalau kami menyiapkan ketupat dan gulai dan opor ayam dan ayam goreng dan risoles dan kue lapis legit untuk dimakan bersama di taman. Lucu khan makan ketupat di taman. Ini hasil musyawarah bersama. Bahwa setelah ied kita makan ketupat di taman dan masing-masing membantu menyiapkan tikar dan lain-lain.
Baca juga: Tinggal di Perth Itu
Suasana Ied di Negeri Orang
Bagusnya di sini walau bukan libur nasional tapi sekolah Islam dibebaskan untuk meliburkan diri. Dan yang kerja boleh izin datang telat. Dengan sekolah libur, anak-anak diminta jadi petugas infaq dan bantu beberes tempat sholat. Kami menyewa community Center.
Alhamdulillah, paling tidak sholat Ied tetap dapat dijalankan walau tidak seperti suasana di Indonesia.
Tiba-tiba, Ben dapat telpon dari Indonesia, teman-temannya yang tinggal di Jakarta mengabarkan “Ben, cepat ke sini ada sapi 3 dan kambing 10 buat mesjid kompleks kita“.
Ada rindu .. suasana itu, bau rumput dan wajah-wajah sedih para sapi ..
Kebersamaan dan ukhuwah yang biasa saja, tapi jadi ngangenin ketika kita tinggal di luar negeri.
Di sini enggak ada pemotongan hewan sendiri. Harus di farm. Keluar-keluar jadi kaleng kornet.
Salam Iedul adha
Dari kami di Perth.
Mensyukuri apa yang ada
Yang penting tetap satu cinta ..