KAMI menjuluki diri kami adalah sekolah yang tidak menerangi bintang. Sebanyak 141 siswa dari 147 angkatan ke-11 Jakarta Islamic School, sekolah swasta di Jakarta Timur yang memiliki 3 kurikulum (Islamic, Indonesia, International) 98 persen lulusan kelas 3 SMU masuk PTN favorit dan juga diterima sekaligus di Luar Negeri seperti Turkye, China, Amerika, Australia, German, dll, dan ini sudah berlangsung selama beberapa angkatan.
Duh susah betul menulis keberhasilan sekolah sendiri. Khawatir ada yang salah tulis dan lain-lain.
Tapi menulis angka keberhasilan dengan percent-percent-an ini diikuti oleh banyak sekali sekolah di Indonesia bahkan bimbel bimbel tertentu juga pakai percent-percent-an.
Yang enggak adil bila:
1) Jumlah murid yang diterima sedikit, misal cuma 4 siswa, maka bisa di-claim 100 persen khan kalau keempatnya diterima
2) Siswa yang diterima di sekolah tersebut adalah siswa yang disaring dan memang sangat pintar. Hanya menerima siswa yang memang betul-betul sangat pintar ..
yang biasa saja tidak diterima
Nah itu baru hebat
Upps
Ternyata sekolah yang dimaksud di poin No. 2 itu adalah sekolahanku.
Baca juga: Menerangi Bintang yang Telah Bersinar
Sekolah yang Tidak Menerangi Bintang
Kami menjuluki diri kami adalah sekolah yang tidak menerangi bintang
Faham khan analoginyaa
Artinya tidak mendidik anak-anak pintar banget saja
Tapi juga anak yang biasa-biasa saja .. bahkan anak inklusi juga boleh dan biasanya anak ABK begini pintar bahasa International
Oh yaa, yang saya fikir agak bagus juga adalah anak-anak siswa Jakarta Islamic School itu, ikuti 3 kurikulum, yaitu Islamic Curiculum (Tahfidz, Islamic, Arabic, dll) juga Ikuti Ujian Edexcell dari British UK. Setara dengan Cambridge tapi kami langsung dengan pemerintahnya. Jadi certificate International subject dikeluarkan oleh pemerintah UK, British. Ibarat kata ujian Math-nya tuh sama dengan ujian cucunya Pangeran Charles ..
Demikian saudara-saudara ..
Menyala JISc-ku.