Chanelmuslim.com – Rumah kami rumah tua, peningggalan jaman Belanda namun letaknya di bawah jalan raya sehingga kalau hujan pasti banjir tumpahan air dari seluruh jalanan depan rumah.
Yaa, masa kecil kami yang bahagia karena kalau hujan besar sedikit maka kami punya kolam renang yang panjang dari ruang tamu sampai ruang belakang plus kolam ikan depan rumah yang ikannya pada mati kita tangkap dan lempar-lempar.
Namun ketika saya mulai masuk SMU dan mulai agak genit, baru terasa banjir itu tak indah. Setiap pergi sekolah musti angkat rok tinggi-tinggi biar ujungnya gak basah dan naik ke atas sofa dan turun lagi ke air hingga akhirnya sampai di jalan raya, gak bisa pakai kaus kaki warna-warni.
Pernahkah merasakan shalat di atas tempat tidur dan handuk bersih di ujung kasur untuk me-lap kaki yang basah, dan baru terpikir, “Iishh itu kan air hujan campur air got campur air dari toilet, nempel di kaki ku?! Maklum tingginya cuma 5 cm dari ambang kasur.”
Baca juga: Ruhku Lapar, Kalam Mam Fifi
Setiap hujan hatiku risau, ingat buku diaryku, ijazah SD sampai SMU-ku yang basah (dulu tidak di laminating), yang ku simpan rapat namun jadi bubur karena banjir. Ibuku pun lumpuh rematik karena banjir. Diam-diam aku menderita, dan dalam penderitaan lahirlah doa yang Allah kabulkan.
Yaa, dulu aku pernah berdoa punya ‘Rumah Di Atas tangga’.
Bunyi hujan datang bikin hatiku kecut, apalagi ketika harus terima lamaran di bulan Desember, aduhh musim hujan pula. Kenapa sihh ikhwan-ikhwan senang ngajak nikah di musim hujan? Tiga hari siang malam aku berdoa agar banjirnya hari ahad saja yaa Allah – seminggu gak papa deh, karena hari Sabtu nya keluarga calon suamiku datang bawa seserahan, masak dilakukan pas lagi banjir, mau taruh di mana mukaku? Muka akhwat culun yang manis itu, Hehehe…
“Ala kulli hal, setiap lihat rumahku sekarang aku teringat doaku. Doa di kala kebanjiran (yaitu; punya rumah di atas tangga). Sekarang kutelah memiliki rumah di atas tangga.
Jadi kalau kebanjiran tenang saja, tidak usah iri sama tetangga, berdoa saja. Jangan merasa diri paling menderita, kalau belum pernah wudhu di atas kasur, belum pernah kan? Ketakutan dalam rumah tua yang gelap dan banjir setinggi kasur, belum pernah jam tangan kesenggol dikit langsung rusak kena banjir, belum pernah sibuk mikirin buku-buku kesayangan sambil berlinang airmata sama banyaknya dengan hujan yang turun.
Terhadang banjir depan gang? Air merembes masuk kelas? Ah, itu cukup indah kok. Masih banyak orang yang lebih menderita.
Allah berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut: 2-3)
Janur, 10 Januari 2015.
Lagi berdoa agar petani sebelah, sawahnya gak kebanjiran. I know his feeling deeply. I can feel what he feels. Teman sehati.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: