ELJIBITI di sekolah merupakan hal yang paling susah. Kami belum punya pengalaman, juga berburu waktu antara menyelamatkan anak banyak yang dikhawatirkan akan menjadi korban atau menyelamatkan satu orang pelaku.
Berburu waktu juga dengan target pembelajaran, seperti try out dan soal UN, pembentukan akhlak dan juga hafalan Alquran.
Belum lagi dengan kebiasaan orang Melayu (Indonesia/Malaysia), kalau ada masalah;
1. Menutup-nutupi
2. Tidak mau terus terang
3. Tidak mau sangka buruk
4. Memudah-mudahkan
Dulu pernah anak saya, lelaki, di sebuah sekolah di Malaysia diberikan surat cinta tiga sekaligus tapi saya muram karena yang berikan surat anak lelaki juga. Kebetulan anak saya wajahnya manis.
“Kamu diapakan, Nak?”
“Tidak, Mi. Hanya ketika berombongan dan bergegas berkerumun berdesakan menuju ke aula atau mau shalat berjamaah, kadang-kadang kakak kelas meremas.”
Sejenak saya terperangah. Waktu itu masih 7 tahun yang lalu. Eljibiti belum marak di Indonesia. Langsung saya hubungi guru dan jawabnya santai, hubungi kepala sekolah.
Lima jam saya tunggui dan enggak pakai basa-basi apa kabar dan lain-lain, saya langsung laporkan serta jawabnya membuat saya konfirmasi untuk pindah minggu itu juga.
“Ah, namanya budak-budak mungkin hanya main-main saja, Kut. Itu biasa macam tuh di boarding school.”
Dalam hatiku, “Bagi Cikgu itu hal biasa tapi tidak bagi saya.”
Langsung anak saya, saya keluarkan. Dan saya buat boarding school sendiri. Berat? Banget tapi saya bertekad boarding school saya enggak akan besar-besar.
Enggak akan banyak-banyak agar anak terkontrol. Itupun masih kebablasan juga. Entah ada gurunya atau muridnya.
Dan jalan pun diatur dua-dua jangan berdesakan agar tidak ada sentuhan antara aurat dengan tubuh anak lain.
Mereka juga pulang sebulan sekali dulu malah dua pekan sekali dan mesti ada acara gabungan dengan girls school. Bukan anak boys dilarang main dengan girls tapi diajari batasannya.
Baca Juga: Jadilah Guru yang Nyaman untuk Memberantas Eljibiti di Sekolah
Penanganan Eljibiti di Sekolah
Saya cerita sedikit buat ibrah yang penting nanti solusinya ya. Kasus yang berlaku;
1. Ketika pagi hari harus ada guru yang keliling untuk kontrol di tempat sepi, di jemuran, di lorong, di kamar yang gelap, belakang sekolah dan di toilet
karena ada saja anak yang punya kecenderungan yang akan menyerang adik kelasnya dengan ciuman dan pelukan sejenis.
Alhamdulillah ketahuan dan langsung dikeluarkan. Lalu, sang korban alhamdulillah berontak dan menolak.
2. Guru baru biasanya bertugas untuk mengajar anak-anak dan membantu guru senior. Biasanya ada pedekate ala cewek, ngobrol dan curhat.
Hei, lelaki tuh jarang curhat! Lalu dia menyatakan rindu, kangen dan ingin ketemu. Biasanya ramah dan senyum-senyum.
Duh… kalau anak-anak enggak laporan, kita nggak tahu deh kalau dia itu gay. Kita enggak punya pengalaman karena enggak semua gay itu melambai tapi rata-rata bersih dan bisa jadi hafal 30 juz.
Sebagai guru atau kepsek sering buka hape anak, dekat sama anak dan jadi guru jangan galak-galak ah. Enggak zaman.
Kalau galak, nanti anak-anak enggak mau cerita. Jadilah guru yang nyaman. Jadi kalau ada apa-apa, cepat ketahuan. Begitu tahu, langsung saya, “Keluarkan dia!”
Setelah diinterogasi, dia mengaku tapi belum ngapa-ngapain. Kebayang enggak kalau anak enggak ngadu. Ah, tantangan berat banget.
Banyak kepsek dan guru yang belum menyadari bahwa eljibiti sudah masuk ke sekolah kita, tidur dengan anak didik kita dan mengincar anak didik kita di bawah mata kita.
Sekarang kami sangat selektif pilih guru. Ada permintaan buka kelas lebih banyak. Ah, saya ngeri cari guru susah dan enggak siap menangani eljibiti kalau anaknya terlalu banyak.
Sekarang masa pendaftaran anak sekolah, baik yang full day maupun boarding school, seleksi diperketat, tapi ada tambahan item dalam meeting team penerimaan murid dan guru baru. Soal eljibiti harus tegas.
Yang susah adalah baru ketahuan setelah masuk. Lebih baik, pertahankan guru lama dan terima guru dari referensi yang bisa dipercaya.
Jangan asal terima begitu saja. Kalau terindikasi segera interogasi dan keluarkan. Terpaksa tampak kejam tapi kami menyelamatkan nasib anak kami dan bangsa secara keseluruhan di lingkungan kami.
Kami juga enggak tahu anak yang eljibiti itu nanti akan sekolah di mana.
Biasanya, orang tua ketika diberitahu kaget, enggak menyangka dan muram menyerahkan pada pihak sekolah kembali.
Lalu ketika terulang kembali, kami kembalikan ke orang tua. Mereka memilih untuk anak di-homeschooling-kan saja.
Saran saya untuk pengurus sekolah;
1. Perbandingan guru dan anak harus bagus jangan satu guru megang anak terlalu banyak.
Ada guru piket kontrol siang malam. Orang tua juga jangan pelit bantulah sekolah bayar bareng untuk honor guru yang harus piket lebih.
2. Biasanya guru yang eljibiti ini punya skill mengajar, kemampuan bahasa, rapih, kreatif, sopan, bersih, baik dan sayang anak.
Jadi, perhatian lebih dari guru pria pada umumnya. Tatap matanya. Hmm, gitu deh.
3. Kalau ada anak yang lapor dikirimi surat, dipegang aurat, dipeluk, ditatap, diajak berduaan, digenggam tangan dan di-SMS kangen. Maka, kepsek segera pro aktif lah.
Jangan memudah-mudahkan. Buat aturan yang tegas bagaimana sikap guru pada anak.
4. Ciri-ciri sekolah yang ada eljibitinya, bisa dilihat pintu toilet atau dinding kamar mandi ada gambar porno sesama jenis atau simbol-simbol laki dengan laki. Biasanya mereka mencoret-coret dinding atau pintu toilet.
5. Pengawasan dan ketegasan ketat dari kepala sekolah.
6. Anak-anak diwanti-wanti, say no to eljibiti! Begitu ospek, masukin saja tuh materi mengenai bahaya eljibiti.
Tak tahulah aku bukan pakarnya. Aku mengurus sekolahan aku sendiri saja dulu deh yang jelas.
Jangan nafsu terima murid banyak-banyak. Cari guru susah nanti sembarangan pula dapat gurunya, juga anak banyak ngawasinnya susah.
Tapi tak tahu ya, mungkin banyak juga sekolahan yang pandai dalam hal kontrol siswa. Semoga kita semua lebih peka. Zaman dulu beda banget dengan zaman sekarang.
Saya saja baru tahun ini merapatkan soal eljibiti di sekolah dalam raker edukasi.
Ingat eljibiti enggak cuma di boarding school loh, juga di sekolah umum. Eljibiti enggak cuma gay, juga ada lesbiannya sekalian. Orang tua harus dekat dengan anak. Sangat dekat.
Tidak ada orang tua yang mau anaknya eljibiti bahkan di negara Barat sekalipun.
Seorang bapak menangis mendengar pengakuan anaknya yang transgender dan jadi penyanyi dan sang anakpun sedih dan akhirnya hanya bisa mengatakan, “Sorry Dad.”
Ah, berat banget ya Allah. Tambah satu lagi pe-er untuk pendidikan kita. Hanya Allah sebaik-baik tempat meminta pertolongan.
Aku seorang ibu dari 4 anak dan ibu bagi 400 guru dan staf dan 2.800 anak serta founder JISc dan JIBBS. Ah, berat banget ya Rabb, kalau tak ingat cintaku pada agama-Mu.
Komen kontra saya remove ya, no debat dalam urusan eljibiti. Lelah.
Allah berfirman, “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya.
‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?
‘Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampui batas.” (QS. Al-A’raf: 80-81).
(Catatan Mam Fifi, Desember 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: