NABI saja bisa punya anak yang nakal. Apalagi kita orang biasa. Jadi, memiliki anak yang mungkin ditakdirkan kurang soleh atau ada sedikit banyak penyimpangan, tugas kita hanyalah ikhtiar menasihatinya dan berdoa serta mempercayai bahwa itu adalah bagian dari takdir.
Saya baru saja membaca berita di media tentang anak remaja usia 14 tahun yang keluar rumah setelah orang tuanya tidur. Kemudian kembali pukul dua malam dengan mengendap-endap.
Sang ayah yang kebetulan seorang polisi mengira itu maling lalu langsung menembaknya dan dia meninggal seketika.
Dua minggu sang ayah melarikan diri tapi dibiarkan dahulu karena semua paham bahwa sang ayah bukan melarikan diri tapi kaget berat. Dia perlu waktu untuk menenangkan diri.
Apakah anak itu nakal? Wallahu’alam. Meskipun pulang pukul dua malam tentu saja merisaukan orang tua manapun.
Apalagi bagi seorang pendidik, ulama, polisi, ketua RT dan lain-lain yang memiliki jabatan terhormat di masyarakat.
Kadang orang tua kaget mendapati anaknya ternyata aktif merokok, membangkang, mulai dari pacaran, gay, narkoba, minum miras dan semua menyatakan tidak percaya.
Tidak mungkin. Lalu mencari sejuta alasan untuk menafikannya.
Gimana menghadapi anak bandel? Di sini kita belajar dari siroh Nabi dalam pendidikan anak agar kita tidak terlalu stress dan kerap menyalahkan diri.
Namun, kedewasaan kita sebagai orang tua juga diperlukan agar lebih bijak dalam menyikapi penyimpangan.
Baca Juga: Mam Fifi Semangati Anak-Anak Korban Gempa Lombok
Nabi Saja Punya Anak yang Nakal
1. Bagaimana Nabi Yakub, seorang nabi loh, mempunyai 12 anak tapi 10 di antaranya beramai-ramai merencanakan makar untuk mencelakakan saudaranya sendiri,
memasukkan Nabi Yusuf dalam sumur, beramai-ramai menipu ayahnya selama bertahun-tahun, sampai Nabi Yakub memutih matanya karena terus menangis dan sedih.
2. Bagaimana Nabi Adam, anak pertamanya mulai membunuh adiknya sendiri karena iri.
3. Bagaimana Nabi Nuh mempunyai anak yang menganggap ayahnya gila.
Kemudian membuat kapal di atas bukit. Bahkan sampai hujan turun dan banjir menutupi bumi pun anaknya tetap tak mau ikut ayahnya. Sampai Allah katakan, ”Tinggalkan dia.“
Itu dari kalangan nabi loh. Nabi saja bisa mempunyai anak yang kayak gitu. Apalagi kita orang biasa.
Jadi, memiliki anak yang mungkin ditakdirkan kurang soleh atau ada sedikit atau banyak penyimpangan, tugas kita hanyalah ikhtiar menasihatinya dan berdoa serta mempercayai bahwa itu adalah bagian dari takdir.
Bukankah anak-anakmu adalah cobaan?
Allah berfirman,
“Believers, there are enemies to you from among your spouses and your off-spring, so beware of them. But if you forgive and overlook their offences and pardon them, then surely Allah is Most Forgiving, Most Compassionate.” (QS. At Taghabun; 18).
Semoga kisah-kisah nabi di atas bisa menjadi penghibur bagi orang tua yang bersedih karena ada anaknya yang kurang taat atau ada kenakalan.
Semua juga ingin punya anak yang soleh dan taat seperti Nabi Ismail yang bahkan hendak disembelih pun manut saja.
Atau yang paling ideal adalah Nabi Sulaiman yang mewarisi kekayaan, kesolehan, kekuasaan dan kepemimpinan dari ayahnya Nabi Daud.
Meskipun kalau kita dikaruniai anak yang kurang soleh atau jauh dari ekspektasi kita, maka kesabaran kita dengan mengikuti siroh para Nabi, mudah-mudahan bisa menghantarkan kita pada surga-Nya.
Karena kita jihad ke Palestina juga tidak, menghafal Alquran juga susah, infaq juga seadanya.
Maka, siapa tahu doa dan ikhtiar kuat kita serta kesabaran dalam hadapi anak yang cenderung nakal bisa jadi merupakan sebab kita masuk surga.
Wallahu‘alam. Message-nya adalah, “Anak nabi aja bisa bandel. Apalagi cuma anak kita.”
(Catatan Mam Fifi, Agustus 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: