MENGAPA anak berbohong? Takut. Yang salah siapa? Yang nakut-nakutin. Kenapa jadi pribadi yang menakutkan sehingga orang kabur dari kita.
Berbohong agar tidak diusik. Tidak ditanya. Tidak terganggu ketenangannya.
Lalu gimana supaya dia tidak bohong. Berikan rasa aman. Berikan pemahaman bahwa kullu bani Adam khoto’. Tiap anak Adam pasti bersalah. Dan tidak usah takut.
Tapi harus tahu konsekuensinya. Sebab anak yang berbohong atau siapapun yang dikenal sebagai orang yang suka berbohong maka tidak akan dipercaya.
Emang enak menjadi orang yang tidak dipercayai?
Biasanya anak berbohong karena pingin sesuatu tapi takut ketahuan takut dimarahin. Tapi sangat ingin dengan sesuatu itu.
Kembali pada aqidah. Bahwa Tuhan itu segalanya.
Buat apa berbohong kalau Allah tak suka? Tapi aku suka. Yaa …. Allah enggak suka. Maka upahnya neraka.
Kenalkan saja neraka dengan mengenalkan api di atas kompor. Wajan yang panas. Oven kue yang panas membara. Nah itulah neraka kecil.
Bagi pendusta akan masuk neraka. Memang neraka dan surga itu adalah doktrin pertama yang harus diajarkan ke anak-anak.
Doktrin berkata dusta tidak boleh. Haram berbohong. Haram berkata tidak benar. Dan dicontohkan juga oleh orangtua.
Misal, “ini siapa yang makan?” tanya ibu.
Ayah: “waduh enggak tahu yaa” (sambil menatap handphone) padahal sudah jelas itu ayah yang makan paling banyak kue tersebut.
Anak hanya memandang, tapi sudah melihat dusta kecil tengah terjadi di rumah.
Anak belajar berdusta. Karena dengan berdusta akan hindarkan masalah yang lebih besar lagi.
Berdusta juga enak. Masalah selesai.
Atau contoh kecil, “Kasih tahu nenek yaa ibu lagi sakit muntah muntah berat, jadi ibu gak datang arisan”, padahal cuma batuk kecil.
Sebenernya ibu lagi malas ikut arisan karena ibu lagi malas ketemu saudara yang nanyain kakak yang sudah lulus kuliah tapi belum dapat kerjaan ..
Dusta anak kelihatan, karena masih polos dan belum terselubung jadi alhasil akan dimarahin habis-habisan.
Dusta orang dewasa terselubung sehingga seringkali dibenarkan dengan nama ‘white lies’
Jadi kalau ditanya: ‘siapa yang ngajarin kalian berbohong?’
Maka jawabnya silakan tunjuk diri sendiri. Yang selalu banyak alibi …
Padahal .. Konklusinya yaa …
Orang yang gemar bohong akan menerima azab yang pedih. Kelak di alam kubur, mereka akan merobek-robek mulutnya sendiri sampai hari Kiamat tiba.
baca juga: Cara Mengatasi Anak yang Suka Berbohong
Mengapa Anak Berbohong
Seseorang yang terbiasa berbicara bohong dan dusta menjadi tanda bahwa dirinya memiliki penyakit hati. Jika kebiasaan buruk ini tidak dihentikan maka Allah SWT akan memberikan balasan yang pedih.
Mengutip buku “Perdebatan Langit Dan Bumi” oleh Wawan Susetya dijelaskan beberapa alasan dari perilaku bohong.
Seseorang akan berbohong karena melakukan pembelaan diri, terlepas masalah yang dihadapinya tadi benar atau salah. Dapat pula untuk mengembalikan citra atas nama baiknya yang telah tercemar oleh keadaan.
Atau, kebohongan dijadikan sebagai alat untuk bersiasat atau berstrategi, namun ada yang bersiasat secara positif, tetapi ada pula yang bersiasat secara negatif.
Terkadang bohong dianggap sebagai kebiasaan yang sepele, padahal jika kebiasaan bohong dilakukan secara terus-menerus, apalagi jika tanpa disertai dengan ilmu, niscaya ucapan orang tadi akan selalu bohong dalam hal apapun.
Rizem Aizid dalam bukunya yang berjudul “Ketika Ruh Dikembalikan”, menjelaskan bahwa bohong dapat memberikan dampak buruk di dunia dan bahkan di akhirat.
Salah satu peristiwa buruk yang dialami manusia di alam kubur adalah mulutnya dirobek-robek hingga hancur berantakan, kemudian dikembalikan lagi seperti semula, lalu dirobek-robek lagi, begitu seterusnya hingga hari kiamat tiba. Ini adalah balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang gemar berkata bohong.
Sewaktu bertanya kepada Jibril dan Mikail, Rasulullah SAW berkata kepada malaikat ini: “Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat”
Kedua malaikat menjawab: Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.” (HR Bukhari).
Hadits tersebut di atas menjadi bukti kuat bahwa peristiwa buruk berupa dirobek-robek mulut seseorang di alam kubur adalah benar-benar nyata.
Balasan ini akan terjadi pada setiap orang yang semasa hidupnya melakukan kerap berkata bohong.
Islam menganggap perbuatan berdusta atau berbohong ini sebagai perbuatan buruk yang dosa bila dikerjakan. Dengan kata lain, berdusta itu dilarang dalam Islam.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl Ayat 105, Allah SWT berfirman,
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
Dusta atau bohong sendiri adalah perbuatan mengatakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Atau, berbeda antara sesuatu yang dinyatakan dengan kenyataannya.
Perbuatan bohong termasuk tanda-tanda dari orang munafik, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW,
“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berdusta, bila berjanji ia ingkar, bila dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Qayyim menilai bahwa berbohong termasuk dalam perkara-perkara haram. Perkara bohong yang paling besar dosanya adalah berkata yang mengada-ada (berdusta) tentang Allah tanpa ilmu.
Sebab, syirik dan kekufuran tidak muncul kecuali dari kedustaan.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Munafiqun ayat 1, Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang berdusta termasuk orang munafik.
إِذَا جَآءَكَ ٱلْمُنَٰفِقُونَ قَالُوا۟ نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ
Artinya: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”.
Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
Berbohong akan membawa kerugian bagi pelakunya. Bahkan bukan hanya mendapatkan balasan dirobek mulutnya ketika di alam kubur, siksa bagi orang yang berbohong akan lebih pedih.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Samurah bin Jundab, Rasulullah SAW menceritakan apa yang beliau temui dalam mimpinya:
“Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang yang telentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba dia datangi sebelah wajah orang yang telentang itu, lalu dia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya.”
Rasulullah SAW kemudian bersabda:
“Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang telentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai, dia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sediakala. Maka dia mengulangi perbuatannya, dia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama. Sesungguhnya laki-laki itu setiap keluar dari rumahnya ia berdusta (berbohong) yang kebohongannya sampai ke kaki-kaki langit (tersebar ke mana-mana).” (HR. Bukhari).
Demikianlah akibat dari perbuatan bohong. Berbohong begitu berbahaya lantaran perbuatan itu dapat menimbulkan rasa saling membenci antara sesama.
Oleh karenanya, usahakan untuk selalu berkata dan berbuat jujur dalam segala kondisi.
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
𝑭𝒊𝒇𝒊. 𝑷. 𝑱𝒖𝒃𝒊𝒍𝒆𝒂 𝑺𝑬, 𝑺.𝑷𝒅, 𝑴.𝑺𝒄 , 𝑷𝒉.𝑫 (𝑶𝒌𝒍𝒂𝒉𝒐𝒎𝒂, 𝑼𝑺𝑨)
Founder of Jakarta Islamic School
“𝗠𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗖𝗮𝗿𝗮 𝗜𝗯𝘂”
Further Information
0811-1277-155 ( Fullday)
0899-9911-723 (Boarding)