INTINYA kan melatih kemandirian dan leadership. Survival. Aku belum pernah digundul sih tapi menurutku, derita digundul itu masih ecek-ecek alias enggak ada apa-apanya.
Apalagi jika dibandingkan derita punya anak yang anaknya sekolah diberitakan meninggal tenggelam di sungai dan enggak pulang selama-lamanya. Naudzubillah.
Enggak usah sibuk membahas penggundulan itu. Sekarang solusinya adalah belajar peka, awareness atau being aware, komunikasi dan syuro atau musyawarah. Lalu evaluasi terhadap kurikulum pramuka.
Intinya kan melatih kemandirian dan leadership. Survival. Jadi untuk apa sih sampai ke sungai? Lah, anak-anak kita dari dulu sampai sekarang kebanyakan hidup di darat.
Survival kalau orang tua belum kerja lalu kelaparan maka belajar masak tanpa rasa beban. Padahal, anak sekarang kalau lapar mencari gofood.
Survival kalau orang tua tiba-tiba kena PHK. Ya bagaimana bisa tidur enggak menggunakan AC dan hemat uang saku.
Yang jelas, sekarang survival menghadapi banjir yang masuk rumah bukan banjir di sungai loh. Zaman sekarang, anak-anak jarang yang main ke sungai, mainnya ke mall.
Jadi survival itu harusnya enggak kena pengaruh teman dan lingkungan yang buruk, enggak kena hipnotis, enggak kena narkoba, enggak kena eljibiti dan lain-lain.
Baca juga: Leadership yang Dibangun di JIBBS Membuahkan Hasil
Melatih Kemandirian, Leadership, dan Survival
Banyak yang bisa dan harus dipelajari daripada sekadar susur sungai.
Aku rasa semua guru harus dilatih;
1. Kepekaannya. Lihat kondisi jangan hanya mengikuti tradisi.
2. Komunikasikan dong dengan kepala sekolah dan lain-lain. Jangan main jalan sendiri. Apalagi anak pergi segitu banyak kepala sekolah enggak tahu. Bahkan enggak diberitahu. Apa enggak dikomunikasikan?
3. Mestinya ada team survey atau team advance. Jangan anak-anak disuruh jalan sendiri begitu saja.
Apalagi kalau gurunya kurang, yang diikutkan anak-anak yang kuat dan bisa berenang. Kalau anak perempuan enggak usah, apalagi kalau enggak pakai celana panjang.
Maaf agak emosi. Aku melihat lebih kepada kita sebagai guru harus peka dan aware terhadap kondisi walau semua taqdirullah.
Pelajaran untuk guru-guru muda. Gercep! Sigap dan komunikasi! Syuro! Diskusikan dengan kepala sekolah dan belajar mendengarkan saran orang lain.
Jangan merasa kepintaran dan benar sendiri. Utamakan syuro atau musyawarah.
Allah ta’ala berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30)
(Catatan Mam Fifi, Februari 2020)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc