KAKAK Syifa yang baik hati dan pemalu. Dia mau mengantar anak-anak DT yang lagi immersion ke Australia. Dia juga mau membawa anak-anak JISc jalan-jalan atau belanja selama tidak sedang ujian.
Kalau sedang ujian, dia sering tidak tidur hingga pagi.
Aku juga jadi tidak ikutan tidur. Nah, saat situasi seperti itu, mohon maaf untuk guru-guru yang bertugas ke Perth.
Kakak Syifa mungkin terlihat jutek dan selalu menghilang tapi dia mau kok kalau diminta tolong mengantar ke mana saja. Dan, yang paling penting, dia itu perhatian.
Pernah ada, satu anak laki-laki, anak SMP JIBBS kakinya berdarah. Saat itu sudah malam sekitar pukul 00.30 malam. Anak ini tidak berani membangunkan gurunya.
Lalu, aku dan Syifa mendengar dari kamar kami. Ketika ada anak immersion, Syifa tidur di kamar Uminya. Sementara kamar Syifa untuk guru-guru.
Kemudian kami mendengar ada anak terisak dan mengaduh kesakitan. Lalu kami keluar dan kaget sekali. Ternyata lantai sudah penuh darah.
Rupanya kaki anak itu terbentur ujung lemari dan mau mencari obat dengan keliling rumah. Alhasil lantai jadi banyak darah karena kakinya yang diseret-seret.
Aku mau bangun untuk menolong tapi Syifa menahanku. Dia bilang, “Udah Umi tidur saja. Umi kan capek. Biar Syifa yang ngurusin.”
Aku menurut. Aku menunggu setengah jam di kamar. Sementara Syifa masih di luar. Lalu aku keluar kamar memakai mukena seadanya.
Aku kaget melihat darah ada di mana-mana. Dan, Kak Syifa sedang duduk sambil membersihkan kaki anak laki-laki itu.
Baca Juga: Mam Fifi Jadi Guest Teacher
Kakak Syifa yang Baik Hati dan Pemalu
Padahal, ampun deh tahu sendiri bagaimana kaki anak SMP Boys seperti apa. Kuku hitam dan kaki kotor, ya gitu deh. Namanya anak cowok. Tapi Kakak Syifa tidak geli.
Seluruh lukanya dibersihkan. Lalu diberikan es batu. Terakhir dilap dengan handuk. Aku jadi terharu.
Itu kan bukan Zacky, adiknya, tapi Kakak Syifa mau menolong dia. Dan anehnya, bagaimana dia tahu cara membersihkan lukanya sehingga darah dari luka berhenti mengalir.
Kemudian anak itu jadi jauh lebih tenang. Lalu Kakak Syifa menelpon ke Rumah Sakit. Sayangnya, Rumah Sakit baru membuka pelayanan pasien pukul 08.00 pagi dan bingung juga karena anak itu seorang tourist.
Alhamdulillah. Kemudian aku menghubungi guru ikhwan yang tidur di rumah sebelah. Dan salah satunya bisa gitu bantu mengobati.
Yang sangat aku soroti adalah….
Bukan sakitnya anak itu tapi betapa Kakak Syifa baik hati mau menolong anak yang dia sebetulnya tidak kenal.
Aku menanyakan, “Kok mau Syif, bersihkan kaki anak SMP JIBBS yang ‘maaf agak kotor gitu’?”
Kakak Syifa menjawab, “Ya, abis gimana Mi? Kalau tidak dibersihin, lukanya tidak bisa ditutup, yang penting jangan sampai anak itu pingsan kehabisan darah.”
Mulia itu tidak hanya menghafal Alquran atau tilawah saja. Walaupun aku tahu Kakak Syifa tetap murojaah 10 juz dan tidak pindah karena katanya sayang 10 juz kalau hilang.
Ih, aku kok banggain anak. Ya mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi ya. Bahwa anak baik itu tidak cuma yang ibadah saja atau yang menghafal Alquran saja tetapi juga yang care pada orang lain.
“Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
(Catatan Mam Fifi, April 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc