JANGAN sok sama mantu, jangan sok sama suami atau istri, jangan sok sama orang di bawah kita. Dunia akan terbalik dan semua perbuatan akan kembali pada dirinya sendiri.
Mau cerita yang seram-seram. Ini kisah nyata.
Aku dengan nenekku enggak dekat karena beliau bangsawan dan jaim, jago memasak dan membuat kue tapi kuenya aku curi dan dibagikan ke adik-adik.
Alasannya, karena kuenya itu hanya untuk cucu lain yang bapaknya kaya raya. Aku enggak pernah dikasih. Bapakku enggak kaya karena PNS asli yang enggak korupsi.
Kalau mau, bisa saja, karena beliau eselon IV-C yang 2 tingkat di bawah menteri. Ruangannya saja di Bina Graha tapi beliau tetap malas korupsi karena punya hati.
Miskinnya kami dihina, yang paling suka menghina keluarga itu mertua ibuku dan ipar-iparnya.
Biasa, orang kaya suka menghina orang miskin karena mirip seperti sinetron tapi kami berjiwa besar dan enggak ada yang stres. Kami cuma jauh saja dari keluarga dan ilfil serta malas jadi sukses. Sorry.
Sekarang juga, aku dan anak-anakku enggak begitu dekat dengan keluarga dari pihak suamiku karena biasa, beliau juga datang dari kalangan bangsawan.
Aku kan keluarga PNS murni anti korupsi. Jadi anak-anakku kerap dihina. Aku juga cuek dibilang enggak mengurus anak.
Aku memang mengurus anak ala cowboy. Dulu juga suamiku mengomel setelah ketemu mertua karena dapat ide dari ibunya tentang kekurangan aku dalam mengurus anak.
Syukur pada Allah, aku dikaruniai jiwa cuek sehingga tetap tegar dan enggak peduli. Dan syukur juga finally Allah kasih aku harta lebih banyak daripada orang-orang sok yang suka menghina orang.
Makanya aku paling sebal melihat orang sok. Kadang aku bersyukur punya mulut tajam kayak silet. Semua yang nge-bully aku sampai sekarang juga ada.
Dahulu soal harta, lalu sikap aku yang jutek tidak seperti akhwat. Kemudian sekarang ketika harta membaik dan sikap sudah agak manis, aku menggemuk lalu mulai deh menghina body atau body shaming.
Baca Juga: 78 Anak JISc dan JIBBS Ikuti Program Student Immersion ke Australia
Jangan Sok Sama Mantu
Manusia dari jenis manapun memang ditakdirkan rajin menghina. Ada saja idenya untuk menghina orang.
Aku biasanya kalau ada yang mem-bully atau menghina akan habis aku bikin wajahnya pucat. Aku cuma baik karena di Facebook.
Iya gampanglah membuat orang jatuh cinta. Menulis saja yang bagus-bagus. Aku juga bisa ambil foto yang lagi cantik. Nanti juga banyak yang nge-like.
Oh ya, membuat sekolahan juga membuat aku tampak kelihatan baik dan salihah.
Meskipun aslinya aku galak. Awas saja kalau ada yang berani mem-bully atau menghina aku dan turunanku.
Aku sekarang sudah kekurangan kawan yang kaya raya dan kalangan atas yang agak sok dan menghina. Aku balas dan langsung aku delcon walaupun dari kalangan orang saleh sekalipun.
Satu yang aku sesali adalah kenapa aku kemudian galak dan ketika itu terjadi mamaku sudah meninggal dan enggak bisa belain mamaku.
Aku menyesal deh dulu waktu masih kecil ketika mamaku dihina orang, aku diam saja main congklak. Kalau sekarang, akan aku lempar tuh congklak.
Sakit hati sampai sekarang lho. Enggak usah suruh istighfar ya karena kamu enggak mengalami yang aku alami.
Intinya, wahai mertua, wahai orang kaya, wahai orang yang ditakdirkan hebat.
Jangan sok sama mantu, jangan sok sama suami atau istri, jangan sok sama orang di bawah kita. Dunia akan terbalik dan semua perbuatan akan kembali pada dirinya sendiri.
Aku simpati pada istri yang stres karena anaknya dibilang kurus sama mertua dan suami. Lalu dibilang enggak bisa mengurus anak.
Ayo, semuanya belajar untuk jangan sok tahu. Jangan sombong dan jangan intervensi hidup orang lain. Jangan suka sok menasihati orang.
Dan juga para istri jangan mudah stres. Lawan saja. Tinggalkan omongan receh dan fokus mengurus anak semampu kita.
Bunda Maryam juga enggak punya mertua, enggak ada suami. Anaknya juga jadi kok, malah jadi Nabi, Nabi Isa. So keep strive!
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujurat: 11)
(Catatan Mam Fifi, Oktober 2019)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Mam Fifi P. Jubilea (+62 813‑8943‑1070)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: