Harga Cabe dan Mindset Susah Oleh: Fifi P. Jubilea
ChanelMuslim.com – Aku sebenernya gak begitu ngerti apa yang diributkan, harga cabe naik dan lain-lain. Ya betapa pentingnya cabe terhadap rakyat Indonesia. Menaikkan harga cabe berarti mempersulit kesukaan rakyat Indonesia yang kalau makan mesti ada cabe dan kerupuk. Jadi baiknya yang dihentikan harga yang melambung tinggi atau kebiasaannya? Sementara salah satu kebahagiaan rakyat Indonesia adalah makan apa-apa pake cabe.
Jadi ya, kalau harga cabe gak bisa distop maka kitanya yang harus biasakan untuk makan gak pakai cabe. Lama-lama ketika sesuatu tidak diperlukan, maka sesuatu itu akan tidak mahal lagi. Dia mahal karena diperlukan.
Mau cabe diturunkan? Maka cuekin dulu cabe, hingga harganya turun sendiri, karena tidak diperlukan lagi.
Sifat benda memang begitu, semakin dibutuhkan semakin dinilai tinggi, semakin dia jadi mahal. Jual mahal mungkin istilahnya.
Baca Juga: Trik Menanam Cabe dari Haykal Kamil
Harga Cabe dan Mindset Susah
Lalu, soal BBM yang naik, gimana kalau pemerintah bikin pedestrian yang layak dan jalur khusus untuk sepeda. Jadi kemana-mana rakyat naik sepeda saja, kalau jauh sepedanya taruh di statiun kereta dan petang diambil lagi, pulang ke rumah.
Apalagi yang naik? Listrik. Ya udah kerja siang hari saja. Di Australia lampu rumah semua mati pukul 7 malam. Hemat energi.
Listrik naik yang paling repot pengusaha sebenernya, yang punya pabrik, yang punya rumah sakit, juga yang punya sekolahan kayak saya gini. Ratusan ruangan kelas pakai AC, byar pet byar pet bikin AC jadi cepat rusak.
Memang yang naik-naik itu akan mengurangi kebahagiaan kita, maka kita setting mindset kita aja, agar bahagia itu gak diukur dengan sepotong cabe. Kebiasaan yang diubah walau berat.
Ketika harga melambung tinggi dan kita tak mampu mengatasinya dan tak guna keluh kesah ubah kebiasaan. Memang tak mudah, yaa saya tahu. Tidak mudah merubah kondisi comfort zone. Tapi tidak ada salahnya dicoba kan.
Saya sedikit mungkin ibu-ibu yang gak depend on banget sama cabe.?Cabe tuh mahal karena cabe nambah nafsu makan, jadi makan juga nambah jadi tambah mahal deh hehe…
Alhamdulillah saat trevelling ke Amsterdam ini dapat makan malam, mie yang buat ibu-ibu pengajian di Amsterdam. Mie kuah gak pakai cabe, karena cabe disini kayak mainan (gak ada bijinya, gak ada rasa). Sering tak dapat menemukan cabe seperti di tanah air, lama-lama biasa juga makan gak pakai cabe.
Ini pendapat saya, yang bukan berarti tidak empati dengan kondisi saat ini. Tapi jika kita hanya mengeluh atau malah justru marah-marah entah pada pemilik kebijakan atau yang lainnya, lebih baik bukan jika kita cari cara agar yang menyusahkan itu tidak terlalu bikin susah.
“Sesungguhnya manusia di ciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia di timpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Q.S. Al-Ma’aarij : 21).