ChanelMuslim.com – Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.
Suatu hari aku lagi ada kerjaan yang sangat banyak sampai rasanya aku mau muntah melihat kertas. Tapi semua itu aku lalui selama 3 bulan.
Lalu aku putus kontak dengan banyak orang agar aku bisa lebih fokus menyelesaikan pekerjaanku yang menyangkut hajat hidup orang banyak satu per satu.
Biarlah aku dibenci atau dikira sombong sama orang yang penting 450 karyawan, semua tidak ada yang di-PHK. Asal Allah menghendaki. Asalkan aku kerja keras. Inshaa Allah bisa.
Lalu berdatangan orang menanyakan kabar ini itu yang kemudian diprotek oleh adik-adikku karena mereka tahu aku lagi pusing.
Dan kemudian mulailah suudzhon bermunculan dan juga tuduhan galak, judes, sok, ya sudah kalau nggak mau berteman lagi.
Aku heran kenapa ya kok kalau kita berbuat satu kali saja ketidaknyamanan bagi seseorang maka bertahun-tahun apa yang kita berikan tampak lenyap seketika. Kemudian yang diingat hanya buruknya saja.
Mengapa tidak berpikir, “Ah sudahlah, kita doakan saja agar urusannya cepat selesai.”
Atau berpikir, “Ah biarlah, mungkin dia lagi mau sendiri. Nanti juga dia akan datang menghampiri.”
Atau bisa juga berpikir, “Aku bantu apa ya? Ah, tapi bagaimana mau bantu, dianya tutup diri gitu. SMS saja nggak dibaca.”
Maka, ketika kesal mulai timbul segeralah berpikir, “Tapi dia baik kok. Aku ingat dulu dia yang mengajak aku ke sini dan ke situ sehingga aku bisa jadi begini. Dulu juga waktu aku lagi susah habis melahirkan dia datang membawa makanan dan bantu membereskan rumahku. Dulu dia pernah belain aku habis-habisan ketika orang banyak menyerang aku. Dan hanya dia satu-satunya yang ingat ulangtahunku dan mengucapkan di pagi buta.”
Mengingat kebaikan orang lain itu indah.
Janganlah kembangkan pemikiran yang negatif sehingga cercaan sombong dan judes menghantui pikiran. Lalu merusak persahabatan.
Jangan juga baper yang menjadikan kita subjek pelaku ‘gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga’. Semua perbuatan orang yang sangat banyak dan baik
lupa begitu saja.
Kadang, seseorang perlu ‘me time’ atau ‘hybernate’ untuk bangkit menjadi wajah baru dengan semangat baru. Ketika itulah dia akan menjadi sahabat atau manusia baru dengan energi baru.
Bila tidak? Doakan saja yang baik-baik dan ingat yang baik-baik yang pernah dia lakukan agar hati kita tenang ketika saudara kita itu lagi ‘menjauh’, lagi ‘me time’, atau lagi ‘mengurung diri’ dalam kepompongnya untuk mencari energi agar mampu keluar dengan tegar.
Mungkin juga dia lagi punya masalah besar yang nggak mampu dia ceritakan. Janganlah sikap kita malah membuat dia semakin susah dan terpojok. Sudahlah dia punya masalah besar, kita pula memojokkan dia. Sehingga membuat hatinya tambah sedih. Ada kalanya orang perlu menyendiri untuk mengumpulkan kekuatan.
Rasulullah pun demikian, ketika beliau goncang karena turunnya wahyu yang luar biasa. Beliau sembunyi di Gua Hira (hybernate) lalu Khadijah sebagai istri yang bijaksana, memberikan beliau space atau ruang tanpa suudzhon. Hanya dukungan dan sikap yang menenangkan. Tidak menuntut atau menghujat. Bahkan memahami dan mempercayai.
Ah, indah bila kita punya pribadi seperti itu. Semoga aku bisa. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Yuk, memulai yang baik dengan banyak melakukan kebaikan dengan pikiran yang baik! Kapan? Sekarang.
Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah, “Jauhkanlah diri kamu dari prasangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan (hati).” (HR. Muttafaq Alaih)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-talk/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
https://www.instagram.com/fifi.jubilea/
Twitter: